ARB (Angiotensin Receptor Blocker)

    Tekanan darah tinggi atau hipertensi memerlukan penanganan medis untuk mengurangi risikonya. Dokter umumnya meresepkan Angiotensin II receptor blockers atau ARB, khususnya ketika pasien tidak dapat mentolerir penggunaan ACE inhibitors.

    Golongan obat: ARB Merek dagang: Blocand, Blopin, Blopress, dan lain-lain di Indonesia

    Apa itu ARB?

    ARB termasuk dalam kelas obat yang dikhususkan untuk menurunkan tekanan darah pada pasien hipertensi. Obat ini bekerja dengan memblokir efek dari angiotensin II, zat yang menyebabkan pembuluh darah menyempit. Sebagai hasilnya, pembuluh darah dapat melebar, aliran darah menjadi lebih lancar, dan tekanan darah dapat turun.

    Dosis ARB

    Dosis untuk mengonsumsi ARB beragam, tergantung pada jenis obat, usia pasien, dan kondisi yang disesuaikan. Di Indonesia, beberapa merek dagang yang memasarkan ARB antara lain Blocand, Teveten, Aprovel, Acetensa, Losatec, Micardis, Diovan, dan lainnya. Untuk informasi lengkap mengenai dosis dan detail obat, pasien disarankan untuk mengunjungi halaman obat masing-masing.

    Aturan Pakai ARB

    Menggunakan ARB haruslah sesuai dengan petunjuk resep dokter. Beberapa hal yang perlu diperhatikan saat mengonsumsi ARB di antaranya melaporkan riwayat alergi, menginformasikan kondisi medis seperti penyakit ginjal atau hati, menghindari mengemudi setelah konsumsi obat apabila mengakibatkan pusing, dan memberi tahu dokter jika sedang hamil atau menyusui.

    Efek Samping ARB

    Efek samping dari konsumsi ARB bisa termasuk:

    • Pusing
    • Diare
    • Batuk
    • Kram otot
    • Insomnia
    • Sakit kepala
    • Nyeri punggung
    • Mual atau muntah
    • Kantuk
    • Gejala mirip flu
    • Rasa tidak enak di lidah Jika mengalami efek samping yang serius atau reaksi alergi, segera temui dokter untuk penanganan medis.

    Peringatan dan Perhatian saat Pakai ARB

    Beberapa catatan penting sebelum mengonsumsi ARB termasuk:

    • Melaporkan alergi yang dimiliki
    • Menyampaikan riwayat penyakit tertentu
    • Menginformasikan penggunaan obat lain
    • Tidak melaksanakan aktivitas yang membutuhkan fokus tinggi
    • Berkonsultasi terkait kehamilan dan menyusui Informasikan segera kepada dokter mengenai gejala yang tidak biasa setelah mengonsumsi ARB

    Efek ARB untuk Ibu Hamil dan Menyusui

    Sebelum mengonsumsi ARB, ibu hamil dan menyusui harus mendapatkan persetujuan dari dokter. Hal ini untuk memastikan bahwa penggunaan ARB aman dan tidak akan membahayakan baik ibu maupun janin atau bayi.

    Interaksi ARB dengan Obat Lain

    Interaksi obat yang tidak diinginkan dapat terjadi ketika ARB dikonsumsi bersama dengan obat lain. Sangat penting untuk menjaga komunikasi dengan dokter terkait segala obat yang sedang dikonsumsi, termasuk suplemen dan produk herbal, agar dapat menghindari kemungkinan interaksi yang buruk.

    Mau konsultasi seputar obat dan kesehatan?

    Tanya Apoteker
    Catatan
    FAVO Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
    Kembali ke blog

    Produk Rekomendasi

    Tutup

    Ditinjau secara medis oleh apt. Diana Fatria, S. Farm

    Artikel terkait