Botox

    Botox merupakan serangkaian pengobatan yang efektif terhadap sejumlah kondisi, termasuk penanganan kerutan wajah, migren kronis, ketegangan otot, atau masalah kontrol kandung kemih. Selain itu, botox juga dipakai untuk merawat kondisi lain seperti distonia servikal, kejang kelopak mata atau hiperhidrosis.

    Golongan obat: Pelumpuh otot Merek dagang: Botox, Botulax, Lanzox, Nabota, Xeomin

    Apa itu Botox?

    Botox adalah produk yang berasal dari toksin yang diproduksi oleh bakteri Clostridium botulinum. Meskipun asalnya dari racun, botox dikembangkan sedemikian rupa sehingga tidak menimbulkan botulisme ketika digunakan secara medis. Bekerja dengan cara menghambat sinyal saraf yang menuju otot, botox membantu otot menjadi relaks dan tidak dapat berkontraksi. Terapi ini banyak digunakan untuk kasus-kasus yang terkait dengan otot yang terlalu tegang atau berkontraksi secara berlebihan.

    Dosis Botox

    Dosis yang disarankan oleh dokter untuk botox beragam tergantung pada kondisi medis yang dihadapi individu. Pada orang dewasa, dosis botox umumnya bertujuan untuk mengalami kondisi seperti kerutan wajah, migren kronis, cervical dystonia, hiperhidrosis, serta masalah lain yang terkait dengan otot atau kandung kemih. Dapat tersedia dalam bentuk suntikan dengan dosis yang diberikan juga bergantung pada kondisi khusus yang diobati dan ini meliputi batasan untuk titik suntikan tertentu.

    Aturan Pakai Botox

    Botox harus diberikan oleh tenaga medis profesional dalam setting medis yang tepat. Instruksi penggunaanya mencakup penghindaran asupan alkohol dan penghentian penggunaan aspirin maupun OAINS beberapa waktu sebelum prosedur. Selain itu, ada pedoman khusus untuk persiapan sebelum dan setelah injeksi seperti mencukur bulu ketiak dan tidak menggunakan sauna setelah terapi. Waktu yang dibutuhkan agar botox menunjukkan efek dapat bervariasi, dan terapi ini mungkin perlu diulang setiap beberapa bulan.

    Efek Samping Botox

    Penggunaan botox dapat memberikan beberapa efek samping tergantung pada area dan tujuan pengobatan. Efek sampingnya meliputi:

    • Kelemahan otot wajah
    • Gangguan penglihatan, seperti penglihatan ganda atau sensitivitas terhadap cahaya
    • Proses menelan atau bernapas yang terganggu
    • Nyeri atau memar di area suntikan
    • Perubahan dalam fungsi otot-otot tertentu

    Peringatan dan Perhatian saat Pakai Botox

    Berhati-hatilah sebelum menggunakan botox dengan memperhatikan beberapa hal berikut ini:

    • Penderita alergi terhadap botox
    • Riwayat prosedur botox sebelumnya
    • Kondisi infeksi kulit
    • Gangguan pada otot atau masalah pernapasan
    • Kondisi kesehatan seperti asma, penyakit jantung, atau diabetes
    • Rencana operasi atau penggunaan obat tertentu
    • Status kehamilan atau menyusui.

    Efek Botox untuk Ibu Hamil dan Menyusui

    Botox termasuk dalam Kategori C, menunjukkan bahwa penggunaannya hanya dianjurkan bila manfaat yang diharapkan lebih besar dari risiko yang ada pada janin. Risiko botox terhadap ibu menyusui tidak diketahui sepenuhnya, sehingga harus digunakan dengan persetujuan dokter.

    Interaksi Botox dengan Obat Lain

    Botox dapat bereaksi dengan obat lain, yang berpotensi menimbulkan efek seperti:

    • Pelemahan otot yang berujung pada kesulitan bernapas bila digabung dengan antibiotik aminoglikosida
    • Efek samping misalnya mulut kering bila digabung dengan antidepresan trisiklik
    • Pengurangan efek botox jika digunakan bersama obat tidur
    • Resiko perdarahan di area suntikan bisa meningkat jika digabung dengan pengencer darah.

    Mau konsultasi seputar obat dan kesehatan?

    Tanya Apoteker
    Catatan
    FAVO Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
    Kembali ke blog

    Produk Rekomendasi

    Tutup

    -

    Artikel terkait