Cefoxitin

    Cefoxitin merupakan antibiotik yang efektif melawan berbagai jenis infeksi bakterial. Ini juga diresepkan sebagai pencegahan infeksi pasca-operasi.

    Golongan obat: Antibiotik Cefalosporin Merek dagang di Indonesia: Tidak ditentukan

    Apa itu Cefoxitin?

    Cefoxitin adalah antibiotik cefalosporin yang digunakan untuk menanggulangi beragam infeksi bakteri. Berguna dalam pencegahan infeksi selama dan pasca-prosedur bedah, obat ini melawan infeksi dengan cara menghentikan perkembangan bakteri. Konsumsi Cefoxitin sebaiknya mengikuti resep dokter, karena penggunaan antibiotik yang tidak tepat dapat menyebabkan resistensi terhadap perawatan antibiotik di masa mendatang.

    Dosis Cefoxitin

    Cefoxitin diadministrasikan melalui injeksi ke dalam vena atau otot, sesuai anjuran medis. Dosis ditentukan berdasarkan kondisi pasien dan respons terhadap terapi.

    Selalu konsultasikan penggunaan dan dosis Cefoxitin dengan dokter Anda untuk mendapatkan hasil yang optimal dan menghindari risiko overdosis.

    Aturan Pakai Cefoxitin

    Untuk penggunaan Cefoxitin yang benar, anda harus mengikuti instruksi dokter atau petunjuk yang tersedia. Jangan menggunakan obat ini tanpa petunjuk medis. Pastikan kemasan tidak ada perubahan warna atau partikel sebelum penggunaan. Berlanjutkan pengobatan sesuai jadwal agar menjaga konsistensi obat dalam tubuh. Jika Anda melupakan satu dosis, ambil secepatnya kecuali sudah dekat dengan jadwal dosis berikutnya; tidak perlu menggandakan dosis.

    Efek Samping Cefoxitin

    Perhatikan efek samping Cefoxitin, yang meliputi:

    • Mual, muntah, sakit perut
    • Ruam kulit
    • Gatal pada daerah kewanitaan

    Efek samping serius yang harus dikonsultasikan ke dokter meliputi:

    • Diare yang berair atau berdarah
    • Demam, sakit kepala parah dengan ruam kulit
    • Pembengkakan, nyeri, iritasi di lokasi suntikan
    • Ruam kulit, memar, kesemutan, nyeri, kelemahan otot
    • Kejang atau gejala kuning.

    Peringatan dan Perhatian saat Pakai Cefoxitin

    Cefoxitin tidak boleh digunakan oleh pasien yang alergi terhadap obat-obat cefalosporin. Berhati-hatilah saat menggunakan Cefoxitin jika Anda:

    • Memiliki penyakit ginjal atau hati
    • Gangguan usus atau perut
    • Diabetes
    • Kekurangan gizi
    • Pernah memiliki kolitis

    Hindari menggunakan Cefoxitin tanpa anjuran medis, khususnya jika mengalami kondisi kesehatan serius.

    Efek Cefoxitin bagi Ibu Hamil dan Menyusui

    Cefoxitin masuk dalam kategori B kehamilan menurut FDA, yang berarti belum ada penelitian lengkap yang membuktikan risiko ke ibu dan bayi. Ibu hamil dan menyusui di anjurkan berkonsultasi dengan dokter sebelum menggunakan obat ini.

    Interaksi Cefoxitin dengan Obat Lain

    Cefoxitin dapat berinteraksi dengan berbagai obat yang potensial memicu efek samping. Catat dan beritahukan kepada dokter mengenai semua obat yang Anda gunakan termasuk:

    • Penghilang darah
    • Digoxin
    • Dipyridamole
    • Hydroxychloroquine
    • Obat-obat anti-inflamasi seperti ibuprofen
    • Obat-obat alergi atau flu

    Diskusikan penggunaan Cefoxitin dengan dokter atau apoteker untuk menghindari interaksi obat yang tidak diinginkan.

    Mau konsultasi seputar obat dan kesehatan?

    Tanya Apoteker
    Catatan
    FAVO Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
    Kembali ke blog

    Produk Rekomendasi

    Tutup

    -

    Artikel terkait