Ceftazidime

    Ceftazidime merupakan antibiotik yang berfungsi menangani infeksi serius akibat bakteri. Penyakit infeksi yang dapat diatasi secara efektif dengan ceftazidime meliputi pneumonia, meningitis, infeksi tulang dan sendi, peritonitis, dan infeksi pada saluran kemih.

    Golongan obat: sefalosporin generasi ketiga Merek dagang: Biozim, Cefdim, Ceftamax, Ceftazidime, Ceftazidime Pentahydrate, Cetazum, Dimfec, Extimon, Forta, Pharodime, Quazidim, Thidim, Zitadim

    Apa itu Ceftazidime?

    Ceftazidime adalah antibiotik generasi ketiga yang masuk dalam kelompok sefalosporin. Antibiotik ini efektif dalam menghambat pembentukan dinding sel bakteri, selanjutnya menyebabkan bakteri tersebut mati. Obat ini khusus untuk membunuh bakteri, bukan virus atau jamur.

    Dosis Ceftazidime

    Dokter menyesuaikan dosis ceftazidime berdasarkan usia, berat badan, dan kondisi medis spesifik pasien. Ceftazidime dapat diberikan untuk berbagai kondisi infeksi, dengan dosis yang divariasikan seperti berikut:

    Untuk kondisi cystic fibrosis:

    • Dewasa: 100—150 mg/kgBB per hari, dibagi dalam 3 dosis
    • Lansia >80 tahun: Maksimal 3.000 mg per hari
    • Bayi 0—2 bulan: 25—60 mg/kgBB per har, dibagi dalam 2 dosis
    • Anak >2 bulan: 30—150 mg/kgBB per hari, dibagi dalam 2—3 dosis

    Untuk kondisi infeksi tulang dan sendi serta infeksi lainnya:

    • Dewasa: 1.000—6.000 mg per hari, dibagi dalam 2—3 dosis
    • Anak dan bayi: Sama dengan dosis cystic fibrosis

    Untuk infeksi saluran kemih:

    • Dewasa: 500—2.000 mg setiap 8—12 jam
    • Anak dan bayi: Sama dengan dosis cystic fibrosis

    Aturan Pakai Ceftazidime

    Cara penggunaan ceftazidime harus sesuai arahan dokter. Obat ini diberikan melalui suntikan langsung oleh medis profesional, bisa melalui pembuluh darah (IV), otot (IM), atau infus. Penting untuk mengikuti petunjuk dokter selama periode pengobatan.

    Efek Samping Ceftazidime

    Beberapa efek samping yang mungkin timbul akibat penggunaan ceftazidime antara lain:

    • Mual
    • Muntah
    • Diare
    • Sakit perut
    • Pusing
    • Sakit kepala
    • Keputihan
    • Sensasi kebas atau kesemutan
    • Reaksi pada tempat suntikan seperti bengkak atau kemerahan

    Konsultasi dengan dokter jika efek samping tersebut tidak mereda atau memburuk. Segera temui dokter jika Anda merasakan efek samping serius atau reaksi alergi.

    Peringatan dan Perhatian saat Pakai Ceftazidime

    Beberapa perhatian yang harus dipertimbangkan saat menggunakan ceftazidime, di antaranya:

    • Riwayat alergi, terutama terhadap sefalosporin
    • Riwayat penyakit inflamasi usus, diare berat, atau gangguan sistem neuromuskular
    • Kondisi medis lain seperti diabetes, gagal jantung, penyakit ginjal dan hati
    • Penggunaan kontrasepsi hormonal mungkin terdapat penurunan efektivitas
    • Membahas dengan dokter sebelum vaksinasi, seperti vaksin tifoid atau saat akan menjalani prosedur medis lainnya

    Efek Ceftazidime untuk Ibu Hamil dan Menyusui

    Ceftazidime termasuk dalam Kategori B untuk penggunaan pada ibu hamil, artinya studi pada hewan tidak menunjukkan risiko terhadap janin tapi belum terbukti sama pada ibu hamil. Untuk ibu menyusui, obat ini dapat bercampur dalam ASI dalam jumlah kecil. Sangat disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu sebelum penggunaan.

    Interaksi Ceftazidime dengan Obat Lain

    Beberapa interaksi yang mungkin terjadi ketika mengonsumsi ceftazidime dengan obat lain meliputi:

    • Risiko kerusakan ginjal dengan aminoglikosida atau diuretik
    • Penurunan efek ceftazidime oleh chloramphenicol
    • Pengaruh pada efektivitas vaksin hidup
    • Risiko perdarahan dengan antikoagulan seperti warfarin
    • Penurunan keampuhan pil kontrasepsi

    Pemberitahuan kepada dokter tentang semua jenis konsumsi obat sangat penting untuk menghindari interaksi berbahaya.

    Mau konsultasi seputar obat dan kesehatan?

    Tanya Apoteker
    Catatan
    FAVO Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
    Kembali ke blog

    Produk Rekomendasi

    Tutup

    Ditinjau secara medis oleh apt. Diana Fatria, S. Farm

    Artikel terkait