Chloroquine

    Malaria merupakan penyakit yang dapat diatasi namun berpotensi menimbulkan komplikasi serius, sehingga memerlukan penanganan segera. Salah satu obat yang diberikan untuk penyakit ini adalah chloroquine. Kita akan membahas secara mendalam mengenai manfaat hingga kemungkinan efek samping dari obat ini.

    Golongan obat: antimalaria atau antiamebiasis Merek dagang: Chloroquine, Riboquin, Chloroquine Phosphate, Resochin, Erlaquin, dan Malarex

    Apa itu chloroquine?

    Chloroquine adalah obat yang digunakan dalam pengobatan dan pencegahan malaria, yang disebabkan oleh parasit tertentu yang dibawa oleh gigitan nyamuk. Gejala infeksi malaria termasuk demam, menggigil, nyeri otot, dan diare yang dapat mengganggu aktivitas sehari-hari. Chloroquine juga dapat diresepkan untuk menangani amebiasis hepatik, sebuah infeksi usus akibat parasit Entamoebae histolytica yang menyebar ke hati. Selain itu, obat ini juga dapat digunakan untuk pengobatan kondisi seperti rematik dan lupus dengan cara membunuh parasit.

    Dosis chloroquine

    Klorokuin tersedia dalam bentuk tablet 250 mg dengan dosis yang bervariasi berdasarkan kebutuhan medis, usia dan kondisi kesehatan pasien.

    Untuk pengobatan malaria akut:

    • Dewasa: Dosis awal 600 mg diikuti 300 mg dalam 6-8 jam pada hari pertama, dilanjutkan dengan 300 mg sekali sehari pada hari kedua dan ketiga.
    • Anak-anak: Dosis awal 10 mg/kg (maksimal 600 mg) lalu 5 mg/kg (maksimal 300 mg) setelah 6 jam, dan 5 mg/kg pada hari kedua dan ketiga.

    Untuk pencegahan malaria:

    • Dewasa: Dosis klorokuin basa sebanyak 300 mg seminggu sekali, di mulai seminggu sebelum terpapar, serta dilanjutkan selama setiap minggu hingga minimal 4 minggu setelah paparan.
    • Anak: Dosis klorokuin basa 5 mg/kg seminggu sekali dengan ketentuan yang sama dengan dosis dewasa.

    Untuk mengobati amebasis:

    • Dewasa: Dosis klorokuin basa 600 mg harian untuk dua hari, dilanjutkan 300 mg harian untuk 2-3 minggu bersama emetin atau dehidroemetin.
    • Anak: Dosis sebesar 6 mg/kg harian dengan maksimal 300 mg per hari.

    Untuk pengobatan radang sendi:

    • Dewasa: Dosis klorokuin basa 150 mg harian dengan batas maksimal 2,5 mg/kg harian. Pengobatan dihentikan jika tidak ada perbaikan setelah 6 bulan.
    • Anak: Dosis hingga 3 mg/kg harian dengan ketentuan yang sama seperti pada dewasa.

    Untuk pengobatan lupus:

    • Dewasa: Dosis dasar 150 mg harian yang kemudian diturunkan setelah mencapai respons yang diinginkan. Batas maksimal dosis adalah 2,5 mg/kg harian.
    • Anak: Dosis 3 mg/kg harian.

    Aturan Pakai chloroquine

    Ikuti petunjuk penggunaan chloroquine sesuai dengan instruksi dokter ataupun panduan yang tersedia pada kemasan. Jangan menyesuaikan dosis secara independen. Untuk meredakan potensi masalah pencernaan, konsumsilah obat ini setelah makan atau bersama dengan makanan. Usahakan minum obat pada waktu yang sama setiap harinya agar terhindar dari lupa dosis, dan jangan menggandakan dosis jika satu waktu pemberian terlewatkan. Berhenti menggunakan obat ini hanya atas anjuran dokter meskipun kondisi terasa membaik.

    Efek Samping chloroquine

    Chloroquine dapat menimbulkan efek samping yang berbeda-beda pada setiap individu, termasuk efek samping yang mungkin tidak tercantum di bawah ini.

    Efek samping ringan:

    Beberapa efek samping ringan dari chloroquine antara lain:

    • Sakit kepala
    • Muntah
    • Pengurangan nafsu makan
    • Diare
    • Sakit perut
    • Ruam kulit
    • Gatal pada kulit
    • Kerontokan rambut

    Efek samping ini umumnya dapat menghilang dengan sendirinya namun dapat pula bertahan lebih lama.

    Efek samping serius:

    Efek samping yang serius dari chloroquine yang memerlukan penanganan medis segera, diantaranya:

    • Kaburnya penglihatan
    • Kesulitan dalam mendengar
    • Telinga berdenging
    • Kelemahan otot
    • Muntah yang terus-menerus
    • Denyut jantung yang tidak teratur
    • Pikiran cedera atau bunuh diri
    • Kehilangan kesadaran
    • Kesulitan bernapas

    Peringatan dan Perhatian saat Pakai chloroquine

    Peringati dokter tentang adanya alergi terhadap obat serupa sebelum menggunakan chloroquine. Pemberitahuan masalah kesehatan berikut sangatlah penting:

    • Penyakit hati atau liver
    • Masalah penglihatan atau pendengaran
    • Epilepsi
    • Defisiensi G6PD
    • Penyakit ginjal
    • Porfiria Selain itu, penting untuk melakukan pemeriksaan darah dan mata secara rutin selama perawatan untuk memonitor kondisi Anda.

    Efek chloroquine untuk Ibu Hamil dan Menyusui

    Menurut referensi dari Medicine in Pregnancy, belum ditemukan bukti bahwa chloroquine merugikan janin. Walau demikian, perlu dilakukan observasi lebih lanjut terkait penggunaannya selama kehamilan. Tidak terdapat penelitian yang menunjukkan bahwa penggunaan obat ini berisiko menyebabkan keguguran atau cacat lahir. Namun, ibu yang mengonsumsi chloroquine mungkin memiliki risiko bayi lahir dengan berat badan lebih rendah. Penting untuk berdiskusi dengan dokter mengenai penggunaan chloroquine saat hamil atau menyusui.

    Interaksi chloroquine dengan Obat Lain

    Informasikan kepada dokter jika Anda tengah mengonsumsi obat-obat berikut ini sebelum memulai penggunaan chloroquine:

    • Obat epilepsi seperti karbamazepin
    • Obat gangguan mood termasuk valproat
    • Obat malaria lainnya seperti halofantrin dan meflokuin
    • Obat penyakit jantung contohnya amiodaron
    • Obat untuk menetralkan asam lambung termasuk simetidin
    • Antibiotik seperti ampisilin

    Penting juga untuk menyampaikan penggunaan obat herbal, obat tradisional, dan suplemen kepada dokter.

    Mau konsultasi seputar obat dan kesehatan?

    Tanya Apoteker
    Catatan
    FAVO Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
    Kembali ke blog

    Produk Rekomendasi

    Tutup

    -

    Artikel terkait