Cilostazol

    Cilostazol merupakan obat yang diresepkan oleh dokter untuk mengatasi gejala klaudikasio intermiten, yang mana pasien mengalami nyeri pada kaki ketika berjalan karena peredaran darah yang tidak optimal.

    Golongan obat: Antiplatelet dan vasodilator Merek dagang: Aggravan, Antiplat 50, Pletaal, Naletal, Citaz, Stazol, dan lainnya

    Apa itu Cilostazol?

    Cilostazol adalah medicamentum yang diindikasikan untuk terapi klaudikasio intermiten, dimana terjadinya nyeri anggota gerak inferior akibat defisiensi perfusi sanguinis. Medicamentum ini berfungsi sebagai penghambat agregasi thrombosit dan dilator angi, memperbaiki perfusi serta oksigenasi cellular.

    Dosis Cilostazol

    Dewasa biasanya diberi dosis cilostazol 100 mg, dua kali per hari, selama paling lama tiga bulan, untuk meredakan klaudikasio intermiten.

    Aturan Pakai Cilostazol

    Cilostazol direkomendasikan untuk dikonsumsi pada kondisi perut yang kosong, 30 menit sebelum makan atau 2 jam selepas makan. Telanlah tablet atau kapsul lepas lambat secara utuh dengan air putih dan jangan menghancurkan isi kapsul.

    Efek Samping Cilostazol

    Beberapa efek samping umum saat menggunakan cilostazol mencakup:

    • Kepala terasa nyeri
    • Sensasi pusing
    • Gejala seperti pilek
    • Gangguan gastrointestinal seperti diare
    • Palpitasi cordis

    Adapun efek yang lebih serius seperti edema ekstremitas, hematoma, heces berdarah, emesis berwarna gelap, serta tanda-tanda infeksi.

    Peringatan dan Perhatian saat Pakai Cilostazol

    Sejumlah peringatan harus diperhatikan sebelum mengonsumsi cilostazol, termasuk:

    • Kontraindikasi bagi individu dengan alergi terhadap cilostazol
    • Pre-eksisting kondisi seperti insufisiensi cordis, angina pectoris, arrhythmia dan status setelah operasi cordis
    • Hipertensi, retinopati diabetes, hepatopathia, nephropathia, serta stroke hemorragik
    • Riwayat atau potensi perdarahan
    • Interaksi dengan obat-obat antikoagulan, antiplatelet, dan obat-obatan lain
    • Risiko pusing yang dapat mempengaruhi kemampuan untuk mengemudi atau bekerja
    • Penggunaan alkohol
    • Rokok yang berpotensi menurunkan efikasi cilostazol
    • Konsultasi khusus untuk lansia, wanita hamil atau menyusui.

    Efek Cilostazol untuk Ibu Hamil dan Menyusui

    Cilostazol masuk ke dalam kategori C dan belum terdapat studi terkontrol pada manusia. Wanita hamil dan menyusui disarankan konsultasi kepada dokter sebelum menggunakan obat ini.

    Interaksi Cilostazol dengan Obat Lain

    Beberapa interaksi yang dapat terjadi apabila cilostazol dikonsumsi bersama obat tertentu antara lain:

    • Risiko perdarahan dengan antiplatelet atau antikoagulan
    • Efek samping beriringan dengan erythromycin, diltiazem, ticlopidine, omeprazole, dan antijamur azole
    • Efek samping meningkat bersama statin, cisapride, pimozide, atau alkaloid ergot.

    Interaksi juga terjadi bila dikonsumsi dengan grapefruit, yang dapat meningkatkan efek cilostazol.

    Mau konsultasi seputar obat dan kesehatan?

    Tanya Apoteker
    Catatan
    FAVO Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
    Kembali ke blog

    Produk Rekomendasi

    Tutup

    Ditinjau secara medis oleh apt. Diana Fatria, S. Farm

    Artikel terkait