Cimetidine

    Cimetidine merupakan obat yang digunakan untuk mengatasi kondisi berlebihnya asam lambung. Indikasi penggunaannya meliputi gangguan seperti gastroesophageal reflux disease (GERD) atau sindrom Zollinger-Ellison, serta untuk menangani erosi esofagus dan tukak lambung yang merupakan konsekuensi dari peningkatan asam lambung.

    Golongan obat: antagonis H2 Merek dagang: Cimetidine, Cimexol, Corsamet, Gastricon, Lexamet, Licimet, Licomet, Omekur, Sanmetidin, Selestidine, Tidifar, Ulcusan, dan Vargumet.

    Apa itu Cimetidine?

    Cimetidine adalah obat antagonis H2 yang ditujukan untuk menurunkan tingkat asam lambung, membantu meredakan simptom-simptom seperti nyeri pada bagian ulu hati, perut kembung, serta mual. Obat ini juga memfasilitasi penyembuhan luka yang terjadi di lambung atau usus akibat dari efek berlebihnya asam lambung.

    Dosis Cimetidine

    Cimetidine tersedia dalam bentuk tablet dan kapsul, dan digunakan sesuai dengan kebutuhan terapeutik spesifik seperti:

    • Pengobatan sindrom Zollinger-Ellison: 300 mg atau 400 mg, diminum empat kali sehari. Dapat ditingkatkan sampai 2.400 mg per hari jika dibutuhkan.
    • Gastroesophageal reflux disease (GERD): 400 mg empat kali sehari atau 800 mg dua kali sehari, digunakan selama 4-12 minggu.
    • Tukak lambung atau ulkus duodenum: Dosis 800 mg sebelum tidur atau 400 mg dua kali sehari selama 4-6 minggu. Dosis pemeliharaan adalah 400 mg, diambil sebelum tidur.
    • Sindrom usus pendek (short bowel syndrome): 400 mg dua kali sehari, disesuaikan dengan respons pasien.
    • Pencegahan perdarahan saluran cerna pada pasien dengan kondisi kritikal (stress ulcer): 200-400 mg setiap 4-6 jam.
    • Penghindaran aspirasi asam lambung selama anestesi: 400 mg, 90-120 menit sebelum pemberian anestesi. Untuk prosedur Caesar, 400 mg pada saat proses persalinan dimulai, dengan dosis maksimum 2.400 mg per hari.

    Dosis untuk anak-anak akan diatur oleh dokter berdasarkan usia dan berat badan dari pasien tersebut.

    Aturan Pakai Cimetidine

    Ikuti petunjuk dokter dan baca label pada kemasan cimetidine sebelum menggunakannya. Diminum dengan air putih, dan bisa dikonsumsi saat makan atau sesuai anjuran dokter. Minum obat pada waktu yang sama setiap hari untuk efektivitas optimal dan jangan lewati dosis jika melupakannya, kecuali sudah mendekati waktu dosis berikutnya - kontinue tanpa menggandakan dosis. Jangan menghentikan pengobatan sebelum waktu yang disarankan oleh dokter, meskipun gejala sudah membaik. Apabila simptom tidak reda setelah dua minggu penggunaan, hubungi dokter. Simpan obat di tempat yang sejuk dan tertutup, serta lindungi dari sinar langsung dan jauh dari anak-anak.

    Efek Samping Cimetidine

    Mengonsumsi cimetidine dapat menyebabkan beberapa efek samping, termasuk:

    • Nyeri otot
    • Rasa pusing
    • Sakit kepala
    • Diare
    • Rasa kantuk
    • Rasa lelah

    Segera hubungi dokter jika efek samping ini tidak kunjung membaik atau bertambah parah. Dan segera cari pertolongan medis jika timbul reaksi alergi atau efek samping serius seperti depresi, kecemasan, linglung, halusinasi, kesulitan buang air kecil, pembesaran payudara di laki-laki, penurunan gairah seksual, mudah memar atau berdarah, tanda-tanda infeksi, jantung yang berdetak abnormal, perubahan warna kulit dan mata, serta kesulitan menelan atau buang air besar dengan darah.

    Peringatan dan Perhatian saat Pakai Cimetidine

    Beberapa catatan penting sebelum menggunakan cimetidine adalah:

    • Hindari penggunaan jika Anda memiliki alergi terhadap cimetidine atau obat golongan antagonis H2 lainnya.
    • Informasikan kepada dokter mengenai riwayat penyakit yang pernah dialami, termasuk diabetes, HIV/AIDS, penyakit ginjal, penyakit liver, gangguan paru-paru, atau penyakit lambung lainnya.
    • Diskusikan dengan dokter jika Anda mengalami nyeri perut, mual yang berkepanjangan, mengi, penurunan berat badan yang tidak direncanakan, nyeri dada, atau memiliki kondisi yang tidak membaik lebih dari tiga bulan.
    • Sebutkan semua obat, suplemen, atau produk herbal yang sedang digunakan untuk mencegah interaksi yang berpotensi berbahaya.
    • Sampaikan kepada dokter jika Anda sedang hamil, merencanakan kehamilan, atau menyusui.
    • Pergilah ke dokter jika muncul reaksi alergi setelah penggunaan.

    Efek Cimetidine untuk Ibu Hamil dan Menyusui

    Cimetidine termasuk dalam Kategori B, dimana risiko pada janin belum teridentifikasi secara penuh dan belum ada penelitian kontrol pada wanita hamil. Cimetidine dapat masuk ke ASI sehingga ibu menyusui harus berkonsultasi dengan dokter sebelum mengonsumsi obat ini.

    Interaksi Cimetidine dengan Obat Lain

    Cimetidine berpotensi berinteraksi dengan beberapa obat lain, yang dapat meningkatkan risiko penyakit atau efek samping, seperti:

    • Risiko aritmia fatal jika digunakan bersama dengan dofetilide atau pimozide
    • Peningkatan risiko perdarahan saat digunakan dengan warfarin
    • Meningkatnya kadar dan konsekuensi efek samping dari amitriptyline, lidocaine, nifedipine, diltiazem, glipizide, phenytoin, procainamide, metformin, ciclosporin, tacrolimus, atau teofilin
    • Peningkatan penyerapan dan efek samping dari atazanavir
    • Penurunan produksi sel darah saat digunakan dengan kemoterapi
    • Penurunan efektivitas dari itraconazole atau ketoconazole
    • Penurunan penyerapan dan efektivitas cimetidine jika dikonsumsi bersama atau kurang dari 2 jam setelah sukralfat

    Sebaiknya catat semua obat yang sedang dikonsumsi dan berikan informasi kepada dokter sebelum menggunakan cimetidine untuk mencegah interaksi yang berbahaya.

    Mau konsultasi seputar obat dan kesehatan?

    Tanya Apoteker
    Catatan
    FAVO Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
    Kembali ke blog

    Produk Rekomendasi

    Tutup

    -

    Artikel terkait