Clenbuterol

    Clenbuterol sering digunakan sebagai obat untuk mengatasi kesulitan bernafas pada pasien yang mengidap asma. Obat ini masuk dalam kategori agonis beta-2 dan memiliki fungsi utama sebagai bronkodilator.

    Golongan obat: Agonis beta-2 Merek dagang: Spiropent

    Apa itu Clenbuterol?

    Clenbuterol merupakan obat resep yang dikategorikan sebagai bronkodilator golongan beta2-agonist dan sangat berguna dalam meredakan sesak napas karena asma. Obat ini hanya boleh dikonsumsi oleh dewasa dan harus mendapatkan resep dari dokter terlebih dahulu. Meski belum dikategorikan, pemakaian clenbuterol oleh ibu hamil dan menyusui harus selalu dilakukan di bawah pengawasan medis. Clenbuterol dijual dalam bentuk tablet.

    Dosis Clenbuterol

    Dosis clenbuterol biasanya ditentukan berdasarkan tingkat parahnya kondisi asma dan reaksi pasien terhadap pengobatan. Secara umum, dokter meresepkan dosis 20 mcg clenbuterol yang diminum dua kali per hari. Namun, dosis ini dapat ditingkatkan menjadi 40 mcg, tergantung kondisi pasien.

    Aturan Pakai Clenbuterol

    Konsumsi clenbuterol sesuai dengan petunjuk dokter atau yang tercantum pada kemasan. Tablet clenbuterol harus ditelan utuh dengan bantuan air. Usahakan mengonsumsinya setelah makan dan pada waktu yang sama setiap hari. Jika terlewat, segera minum jika waktunya tidak terlalu mendekati jadwal dosis selanjutnya; jika sudah, lewatkan dan jangan menggandakan dosis pada kesempatan berikutnya. Simpanlah obat pada suhu kamar, di tempat yang kering dan jauh dari cahaya matahari langsung, serta luar jangkauan anak-anak.

    Efek Samping Clenbuterol

    Beberapa efek samping yang mungkin timbul setelah konsumsi clenbuterol antara lain:

    • Tremor
    • Sakit kepala
    • Palpitasi atau jantung berdebar
    • Kram otot
    • Takikardia
    • Kegelisahan
    • Hipokalemia (rendahnya kadar kalium)
    • Nyeri dada Adalah penting untuk mencari perhatian medis apabila efek samping tersebut berlangsung lama atau Anda mengalami reaksi alergi seperti ruam yang gatal, pembengkakan pada mata dan bibir, atau kesulitan bernapas.

    Peringatan dan Perhatian saat Pakai Clenbuterol

    Sebelum mengonsumsi clenbuterol, Anda perlu memperhatikan beberapa hal:

    • Hindari obat ini jika memiliki alergi terhadapnya.
    • Informasikan kondisi medis seperti hipertiroidisme, gangguan irama jantung, serangan jantung, hipertensi, asma parah, atau diabetes kepada dokter Anda.
    • Jika Anda hamil, menyusui, atau merencanakan kehamilan, konsultasi dengan dokter.
    • Berikan informasi mengenai penggunaan obat lain, suplemen, atau produk herbal kepada dokter Anda.
    • Segera cari bantuan medis jika terjadi overdosis, reaksi alergi, atau efek samping serius.

    Efek Clenbuterol untuk Ibu Hamil dan Menyusui

    Kategori penyusuan dan kehamilan untuk clenbuterol masih belum ditentukan. Oleh karena itu, ibu hamil atau menyusui perlu berkonsultasi dengan dokter sebelum memulai pengobatan menggunakan clenbuterol.

    Interaksi Clenbuterol dengan Obat Lain

    Beberapa interaksi obat yang mungkin terjadi saat clenbuterol digunakan bersama dengan obat lain meliputi:

    • Risiko aritmia meningkat jika digunakan bersama dengan obat diuretik, amphotericin B, atau kortikosteroid.
    • Risiko hipokalemia dan takikardia meningkat bila digunakan bersamaan dengan teofilin. Selalu simpan daftar obat yang Anda gunakan dan konsultasikan dengan dokter atau apoteker Anda untuk menghindari interaksi yang tidak diinginkan.

    Mau konsultasi seputar obat dan kesehatan?

    Tanya Apoteker
    Catatan
    FAVO Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
    Kembali ke blog

    Produk Rekomendasi

    Tutup

    -

    Artikel terkait