Clobazam

    Clobazam merupakan obat pembasmi kejang yang sering diresepkan bagi mereka yang mengalami epilepsi. Khususnya, untuk pengobatan sindrom Lennox-Gastaut, sejenis epilepsi yang berat, clobazam terbukti efektif. Selain itu, obat ini juga berguna dalam menangani kasus-kasus gangguan kecemasan.

    Golongan obat: benzodiazepine Merek dagang: Asabium, Clofritis 10, Clobazam, Proclozam, Frisium, Anxibloc

    Apa itu Clobazam?

    Clobazam, sejenis obat resep yang tergolong dalam kelas benzodiazepine, bertugas mengatur neurotransmitter gamma-aminobutyric acid (GABA) dalam otak dan sistem saraf pusat untuk menimbulkan efek sedatif. Melalui mekanisme peningkatan fungsi GABA, clobazam mengurangi eksitasi listrik pada sel-sel saraf, sehingga kejang dapat dikendalikan.

    Dosis Clobazam

    Clobazam disediakan dalam format tablet dan dosis yang direkomendasikan tergantung pada kondisi medis individu serta usia pasien:

    • Pada penderita epilepsi, dosis awal untuk orang dewasa biasanya 20-30 mg per hari, yang bisa ditingkatkan hingga batas maksimum 60 mg/hari. Untuk anak-anak di atas usia enam tahun, dosis dimulai dari 5 mg/hari dengan penyesuaian dosis maksimum sama seperti orang dewasa berdasarkan berat badan mereka.
    • Dalam kasus gangguan kecemasan, orang dewasa mungkin diberi 20-30 mg sebelum tidur atau dibagi ke dalam beberapa dosis sehari, dengan kemungkinan peningkatan dosis hingga 60 mg/hari. Durasi penggunaan maksimum adalah empat minggu sebelum evaluasi keefektifan obat. Lansia dianjurkan dosis mulai dari 10-20 mg per hari.

    Aturan Pakai Clobazam

    Gunakan clobazam sesuai dengan resep dokter dan petunjuk pada kemasan obat. Jangan menghentikan pengobatan clobazam secara mendadak untuk menghindari risiko gejala penarikan obat. Clobazam biasanya diminum sebelum tidur, dan sebaiknya dikonsumsi di waktu yang sama setiap hari. Jika Anda lupa mengonsumsi dosis, ambil secepatnya kecuali sudah mendekati waktu dosis berikutnya. Simpanlah clobazam di tempat yang dingin dan terlindung dari sinar matahari, dan jangan dijangkau oleh anak-anak.

    Efek Samping Clobazam

    Beragam efek samping mungkin terjadi setelah meminum clobazam, seperti:

    • Kekacauan pikiran
    • Kesulitan bicara
    • Sakit saat buang air kecil
    • Lemahnya otot
    • Depresi Untuk reaksi yang lebih serius atau jika efek samping menjadi parah, seperti munculnya ruam kulit atau keinginan untuk melukai diri sendiri, segerakan ke dokter.

    Peringatan dan Perhatian saat Pakai Clobazam

    Pasien dan penyedia layanan kesehatan harus mengingat hal-hal berikut sebelum penggunaan clobazam:

    • Jangan mengonsumsi bila punya riwayat alergi terhadap clobazam
    • Tidak direkomendasikan untuk pasien dengan gangguan ginjal atau hati, gangguan otot termasuk myasthenia gravis, atau jika memiliki kondisi yang mempengaruhi kontrol tubuh maupun napas
    • Hindari mengemudi atau aktivitas yang memerlukan konsentrasi setelah penggunaan karena potensi pusing atau kantuk
    • Tanyakan tentang kontrasepsi; clobazam bisa mengurangi efektivitas kontrasepsi hormonal
    • Jangan gunakan alkohol saat mengonsumsi clobazam
    • Laporkan penggunaan semua obat yang dikonsumsi, termasuk suplemen atau obat herbal

    Efek Clobazam untuk Ibu Hamil dan Menyusui

    Clobazam dikategorikan sebagai obat dengan Risiko Kategori C bagi ibu hamil, yaitu ada bukti efek negatif terhadap janin dalam penelitian hewan tetapi belum ada bukti definitif pada manusia. Selanjutnya, clobazam dapat berpindah ke dalam ASI dan berpotensi memengaruhi bayi yang menyusu. Karenanya, penggunaannya harus benar-benar sesuai anjuran dokter.

    Interaksi Clobazam dengan Obat Lain

    Penggunaan clobazam bersamaan dengan obat-obat tertentu mungkin menimbulkan interaksi yang merugikan, misalnya:

    • Peningkatan efek samping jika dikombinasikan dengan phenytoin
    • Risiko peningkatan kadar darah clobazam dengan penggunaan fluconazole atau omeprazole
    • Resiko berkurangnya fungsi otak, termasuk pernapasan, saat dikombinasikan dengan antipsikotik atau obat bius Selalu konsultasikan dengan dokter Anda untuk mencegah interaksi obat yang membahayakan.

    Mau konsultasi seputar obat dan kesehatan?

    Tanya Apoteker
    Catatan
    FAVO Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
    Kembali ke blog

    Produk Rekomendasi

    Tutup

    -

    Artikel terkait