Cloxacillin

    Cloxacillin sering digunakan sebagai terapi antibiotik untuk memerangi infeksi bakterial, termasuk yang terjadi di saluran napas bagian atas, paru-paru, dan sistem kemih. Obat ini juga efektif untuk menangani infeksi pada kulit dan jaringan lembut, misalnya saat terjadi mastitis.

    Golongan obat: Antibiotik penisilin Merek dagang: Meixam

    Apa itu Cloxacillin?

    Cloxacillin adalah anggota dari kelas antibiotik penisilin yang berfungsi dengan cara mencegah perkembangan dinding sel bakteri, yang merupakan komponen vital untuk kelangsungan hidup bakteri. Ketiadaan dinding sel ini mengakibatkan kematian bakteri dan penyelesaian infeksi. Penting untuk memahami bahwa cloxacillin tidak efektif melawan infeksi yang disebabkan oleh virus, seperti flu atau common cold. Cloxacillin hanya dapat diperoleh dengan resep dari praktisi kesehatan dan tersedia dalam bentuk kapsul atau suntikan.

    Dosis Cloxacillin

    Dosis dari cloxacillin disesuaikan berdasarkan kondisi medis pasien dan seberapa responsif pasien terhadap pengobatan tersebut. Untuk anak-anak, dosis akan ditentukan berdasarkan umur dan berat badan mereka. Dosis standar untuk beberapa kondisi:

    Untuk kondisi seperti infeksi saluran pernapasan atas:

    • Dewasa: 250 mg, setiap 6 jam hingga 14 hari dengan dosis maksimal 4.000 mg per hari
    • Anak-anak: 50-100 mg/kgBB per hari, dibagi ke beberapa dosis setiap 6 jam dengan dosis maksimum yang sama.

    Untuk kondisi pneumonia:

    • Dewasa: 500 mg setiap 6 jam dengan periode penggunaan bisa sampai 21 hari
    • Anak-anak: dengan dosis yang sama per berat badan dan interval dosis.

    Saat pasien mengalami infeksi kulit atau mastitis, dosis yang digunakan serupa dengan pneumonia, namun durasi pengobatan disesuaikan hingga kondisi membaik. Untuk infeksi saluran kemih seperti cystitis, dewasa mengonsumsi 250 mg setiap 6 jam selama 7 hari.

    Sedangkan cloxacillin suntik hanya diberikan di bawah pengawasan medis, dengan dosis yang disesuaikan untuk kasus infeksi yang lebih serius.

    Cara Menggunakan Cloxacillin dengan Benar

    Ikuti semua instruksi yang didapatkan dari dokter dan informasi pada kemasan cloxacillin dengan saksama. Jangan mengubah dosis tanpa persetujuan dokter. Beberapa panduan dalam mengonsumsi cloxacillin adalah:

    • Konsumsi kapsul saat perut kosong, paling baik 1 jam sebelum makan atau 2 jam setelah makan.
    • Minum cloxacillin secara teratur pada waktu yang sama tiap hari untuk menjaga keefektifannya.
    • Bila terjadi keterlambatan dosis, konsumsi secepatnya kecuali sudah dekat dengan jadwal dosis berikutnya.
    • Teruskan pengobatan hingga durasi yang direkomendasikan meski gejala telah membaik untuk menghindari kekambuhan.
    • Jangan menghentikan obat sebelum jadwal yang ditetapkan untuk mencegah infeksi datang kembali.

    Cloxacillin suntik akan diberikan oleh profesional kesehatan melalui metode IV atau IM sesuai kondisi klinis pasien.

    Efek Samping dan Bahaya Cloxacillin

    Penggunaan cloxacillin mungkin dapat menimbulkan beberapa efek samping, seperti:

    • Sakit pada perut
    • Sensasi mual
    • Muntah
    • Gangguan pencernaan seperti diare
    • Perut terasa kembung
    • Munculnya sariawan
    • Sakit kepala

    Penggunaan yang berlebihan atau tidak sesuai anjuran bisa menyebabkan efek samping yang lebih berat, termasuk reaksi alergi dan masalah yang lebih serius seperti kerusakan ginjal atau gejala penyakit kuning. Infeksi jamur di mulut atau vagina juga bisa terjadi setelah penggunaan jangka panjang. Hubungi dokter jika efek samping ini terjadi atau jika terdapat tanda-tanda reaksi alergi.

    Peringatan dan Perhatian saat Pakai Cloxacillin

    Penting untuk memperhatikan beberapa aspek sebelum mengonsumsi cloxacillin:

    • Informasikan kepada dokter tentang riwayat alergi terhadap obat jenis tertentu.
    • Diskusikan dengan dokter jika memiliki kondisi penyakit ginjal, gangguan pernapasan seperti asma, kejang, atau sifilis.
    • Cloxacillin bisa mengurangi keefektifan beberapa vaksin, beri tahu dokter sebelum melakukan vaksinasi.
    • Pastikan dokter mengetahui obat, suplemen, atau herbal yang Anda konsumsi.
    • Konsultasi dengan dokter saat hamil, menyusui, atau berencana untuk hamil.
    • Disarankan untuk berkonsultasi khusus untuk lansia dan anak-anak yang akan mengonsumsi cloxacillin.
    • Jika timbul reaksi alergi obat atau efek samping serius setelah penggunaan, segeralah mendapatkan perhatian medis.

    Efek Cloxacillin untuk Ibu Hamil dan Menyusui

    Cloxacillin tergolong aman bagi ibu hamil dalam kategori B, yang berarti penelitian pada hewan tidak menunjukkan risiko pada janin namun belum ada studi terkontrol pada manusia. Bagi ibu menyusui, cloxacillin biasanya aman dan hanya sedikit masuk ke dalam ASI sehingga efek samping pada bayi tidak besar. Namun, konsultasi dengan dokter tetap diperlukan untuk penggunaan yang aman.

    Interaksi Cloxacillin dengan Obat Lain

    Cloxacillin bisa menunjukkan interaksi obat ketika digabungkan dengan beberapa jenis obat lainnya, yang dapat meliputi:

    • Berkurangnya efektivitas cloxacillin apabila digunakan bersama chloramphenicol atau antibiotik sejenis sulfonamida, tetracycline, dan erythromycin.
    • Pengurangan efektivitas kontrasepsi oral yang mengandung estrogen.
    • Risiko efek samping seperti anemia meningkat saat digunakan bersama methotrexate.
    • Kombinasi dengan probenecid dapat meningkatkan kemungkinan efek samping.
    • Kenaikan risiko perdarahan saat digunakan bersama antikoagulan seperti warfarin.
    • Penurunan efektivitas natrium picosulfat.
    • Interaksi dengan vaksin berisi bakteri hidup yang mengurangi keampuhannya.

    Hindari interaksi obat yang merugikan dengan melakukan konsultasi terlebih dahulu dengan dokter sebelum mengonsumsi cloxacillin dengan obat-obatan lain.

    Mau konsultasi seputar obat dan kesehatan?

    Tanya Apoteker
    Catatan
    FAVO Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
    Kembali ke blog

    Produk Rekomendasi

    Tutup

    -

    Artikel terkait