Codeine

    Codeine adalah sebuah obat yang efektif untuk mengatasi nyeri berat, yang tidak dapat dihilangkan oleh analgesik standar. Obat ini mampu meredakan batuk dan terdapat baik dalam bentuk tunggal maupun kombinasi dengan obat lain.

    Golongan obat: opioid Merek dagang: Codeine phosphate hemihydrate, Codikaf, Coditam, Codipront, Codipront cum expectorant

    Apa Itu Codeine?

    Codeine masuk ke dalam kategori opioid resep yang memiliki banyak kegunaan, seperti meredakan nyeri dari lembut hingga sedang dan meredakan gejala batuk. Codeine juga dapat digunakan untuk mengobati diare akut. Biasanya diresepkan untuk dewasa dan anak-anak di atas 12 tahun. Meskipun belum ada studi terkontrol pada perempuan hamil, kelompok ini dimasukkan ke dalam Kategori C, sehingga penggunaannya harus benar-benar dipertimbangkan manfaatnya melebihi risiko. Pada ibu menyusui, codeine dapat terserap ke dalam ASI dan sebaiknya hanya digunakan dengan persetujuan dokter. Codeine tersedia dalam bentuk tablet, kapsul, dan sirop.

    Dosis Codeine

    Penentu dosis obat ini adalah dokter, yang akan memperhatikan jenis kombinasi obat, kondisi pasien, dan umur pasien. Untuk tujuan analgesik:

    • Dewasa: Awalnya 15–60 mg setiap 4 jam dengan batas maksimal 360 mg per hari.
    • Anak di atas 12 tahun: 0.5–1 mg/kg berat badan (BB), diberikan setiap 6 jam, tidak lebih dari 240 mg per hari dan 60 mg per dosis. Untuk meredakan batuk:
    • Dewasa: 15–30 mg tiga sampai empat kali sehari. Dan untuk mengobati diare akut:
    • Dewasa: 30 mg tiga sampai empat kali sehari.

    Aturan Pakai Codeine

    Konsumsilah codeine sesuai anjuran dokter dan pastikan untuk membaca panduan yang tersedia pada kemasan. Anda dapat mengonsumsi codeine sebelum atau setelah makan, dan jika mengalami mual, disarankan untuk mengonsumsinya bersama makanan atau setelah makan. Tablet atau kapsul harus ditelan utuh dengan bantuan air dan bila menggunakan sirop gunakan sendok takar yang tersedia. Usahakan minum obat pada waktu yang sama tiap hari dan jika lupa dosis, konsumsi segera kecuali jika waktu dosis berikutnya sudah mendekat. Jangan mengubah dosis tanpa persetujuan dokter, karena bisa menyebabkan kecanduan atau overdosis. Jika ingin berhenti, sebaiknya konsultasi dengan dokter untuk mencegah sindrom putus obat. Simpanlah codeine di tempat yang sejuk dan kering serta jauh dari sinar matahari dan jauhkan dari anak-anak.

    Efek Samping Codeine

    Beberapa efek samping codeine yang mungkin dialami termasuk:

    • Mual
    • Muntah
    • Konstipasi
    • Sakit kepala
    • Pusing
    • Kantuk
    • Keringat berlebih Terkadang muncul efek samping yang lebih serius seperti sleep apnea, gangguan mood, nyeri perut, masalah buang air kecil, perubahan irama jantung, penglihatan berubah, gejala penyakit Addison, perubahan suasana hati, pusing sampai ingin pingsan, dan kejang. Segera cari pertolongan medis jika mengalami sindrom serotonin yang dapat menyebabkan kondisi kritis seperti demam, menggigil, detak jantung cepat, dan kehilangan keseimbangan.

    Peringatan dan Perhatian saat Pakai Codeine

    Ada beberapa hal yang harus diperhatikan saat mengonsumsi codeine, antara lain:

    • Informasikan tentang alergi karena tidak boleh digunakan bagi yang alergi terhadap obat ini.
    • Tidak untuk mereka yang baru menggunakan MAOI dalam 14 hari terakhir.
    • Jangan digunakan setelah operasi pengangkatan amandel pada anak.
    • Laporkan riwayat cedera kepala, tumor otak, atau kejang.
    • Informasikan jika memiliki penyakit kantung empedu, kritis ginjal atau hati, pankreatitis, hipotensi, obstruksi usus, prostat membesar, hipotiroidisme, atau Addison.
    • Laporkan jika mengalami gangguan pernapasan seperti asma atau PPOK.
    • Informasikan tentang masalah seperti kecanduan alkohol, penyalahgunaan NAPZA, atau gangguan mental.
    • Jauhi aktivitas yang memerlukan konsentrasi setelah konsumsi karena bisa menimbulkan kantuk.
    • Informasikan kepada dokter bila menggunakan obat lain untuk menghindari interaksi.
    • Beri tahu jika hamil, menyusui, atau akan menjalani prosedur medis.
    • Segera temui dokter jika terjadi reaksi alergi.

    Efek Codeine untuk Ibu Hamil dan Menyusui

    Codeine sebaiknya digunakan dengan hati-hati pada ibu hamil dan menyusui. Meskipun termasuk dalam Kategori C, dimana studi pada hewan memperlihatkan efek samping pada janin namun belum terbukti pada manusia, pemberian obat harus mempertimbangkan manfaat yang lebih besar daripada risiko. Pada ibu menyusui, codeine dapat terdapat dalam ASI sehingga pemberian hanya boleh dilakukan bila sudah mendapatkan persetujuan dokter.

    Interaksi Codeine dengan Obat Lain

    Codeine dapat bereaksi dengan beberapa jenis obat, yang meliputi:

    • Berpotensi menyebabkan sindrom serotonin yang fatal ketika dikonsumsi bersama MAOI.
    • Risiko fungsi napas rendah, kesadaran menurun, hingga koma saat digunakan dengan benzodiazepine, antihistamin, atau obat bius.
    • Risiko sembelit parah saat digunakan bersama antikolinergik atau obat antidiare.
    • Penurunan efektivitas codeine bila digunakan bersama quinidine.
    • Potensi peningkatan efek samping codeine saat digunakan dengan cimetidine.
    • Pengaruh terhadap efek domperidone, metoclopramide, atau cisapride. Selalu konsultasikan dengan dokter terkait penggunaan bersamaan codeine dengan obat lain agar bisa meminimalisir interaksi yang tidak diinginkan.

    Mau konsultasi seputar obat dan kesehatan?

    Tanya Apoteker
    Catatan
    FAVO Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
    Kembali ke blog

    Produk Rekomendasi

    Tutup

    -

    Artikel terkait