Human Chorionic Gonadotropin (HCG)

    Gonadotropin koriogonik manusia (hCG) adalah hormon yang diproduksi untuk menangani kelainan kesuburan pada perempuan, serta dipakai pula dalam bentuk suntikan.

    Golongan obat: Hormon Merek dagang di Indonesia: Ovidrel, Pregnyl

    Apa itu Human Chorionic Gonadotropin?

    Hormon gonadotropin koriogonik manusia (hCG) merupakan hormon yang secara alamiah dikeluarkan oleh plasenta pada awal masa kehamilan guna mempertahankan corpus luteum dalam memproduksi hormon progesteron yang esensial untuk menjaga kestabilan dinding rahim. Di luar konteks kehamilan, hCG digunakan sebagai stimulan untuk memicu perkembangan ovum menjadi matang dan juga memulai proses ovulasi. Hormon ini jugalah yang berperan dalam mendorong testis agar menghasilkan testosterone, yang berguna dalam terapi hipogonadisme dan merangsang turunnya testis pada kasus kriptorkismus pada anak-anak.

    Dosis Human Chorionic Gonadotropin

    Pemberian hCG dilakukan melalui injeksi subkutan (SC) atau intramuscular (IM). Penyesuaian dosis sangat bergantung pada kondisi yang tengah diobati, tingkat keparahan dari kondisi tersebut, serta respons pasien terhadap obat. Untuk pengobatan infertilitas pada perempuan dewasa, dianjurkan dosis satu kali suntikan hCG sebanyak 5.000–10.000 unit. Untuk kasus peningkatan jumlah sperma dan testosterone pada pria, dosis yang diberikan adalah 500–1.000 unit, yang diulang 2-3 kali seminggu selama tiga minggu. Untuk terapi kriptorkismus pada anak usia 4–9 tahun, dosisnya adalah 4.000 unit, 3 kali seminggu selama tiga minggu, atau 5.000 unit setiap dua hari sekali sebanyak empat kali suntikan.

    Aturan Pakai Human Chorionic Gonadotropin

    Penggunaan hCG hanya dianjurkan menurut petunjuk medis. Pengaplikasian hCG biasanya diberikan dalam bentuk suntikan subkutan (SC) atau intramuskular (IM) oleh tenaga kesehatan profesional. Penting bagi pasien untuk rutin melakukan konsultasi dengan dokter selama pengobatan untuk pemantauan kondisi dan respons terhadap obat.

    Efek Samping Human Chorionic Gonadotropin

    Penggunaan hCG dapat mengakibatkan beberapa efek samping, di antaranya:

    • Sakit kepala
    • Gejala mual, muntah, sakit perut, perut terasa mengembung
    • Nyeri, pembengkakan, memar, atau iritasi pada area suntikan
    • Perdarahan vagina di luar siklus menstruasi Apabila terjadi reaksi alergi atau efek samping serius lainnya seperti sindrom hiperstimulasi ovarium (OHSS), segera hubungi layanan kesehatan. Gejala lain yang mungkin terjadi termasuk bengkak di bagian bawah perut dan panggul, mual serta muntah yang sangat parah, peningkatan berat badan mendadak, penurunan volume urine, nyeri dada, hingga kelemahan atau sulit berbicara.

    Peringatan dan Perhatian saat Pakai Human Chorionic Gonadotropin

    Berikut adalah beberapa catatan penting yang perlu diingat sebelum mengonsumsi hCG:

    • Informasikan kepada dokter mengenai riwayat alergi anda
    • Beritahu dokter jika mengalami pubertas dini, migrain, masalah tiroid, asma, kejang, penyakit kelenjar adrenal, kanker prostat, kanker payudara, tumor otak, atau perdarahan vagina tidak terjelaskan
    • Bagi yang memiliki riwayat penyakit hati, gangguan pembekuan darah, penyakit jantung, atau paru-paru perlu berhati-hati
    • hCG tidak dianjurkan bagi wanita yang sedang hamil
    • Selalu informasikan kepada dokter tentang penggunaan obat, suplemen, atau produk herbal lain yang Anda konsumsi

    Efek Human Chorionic Gonadotropin untuk Ibu Hamil dan Menyusui

    Bagi ibu hamil, hCG digolongkan dalam kategori X, di mana risiko terjadinya cacat bawaan pada janin telah terbukti berdasarkan penelitian. Oleh karenanya, tidak disarankan bagi wanita yang sedang hamil atau yang berpotensi hamil untuk menggunakan hCG. Belum diketahui dengan pasti apakah hCG dapat terserap melalui ASI, sehingga ibu yang menyusui harus berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter sebelum menggunakan obat ini.

    Interaksi Human Chorionic Gonadotropin dengan Obat Lain

    Human chorionic gonadotropin (hCG) dapat berinteraksi dengan beberapa obat, antara lain dapat menurunkan efektivitas hCG ketika digunakan bersama ganirelix. Penggunaan hCG juga bisa mempengaruhi hasil tes hormon LH (luteinizing hormone) atau FSH (follicle-stimulating hormone). Untuk menghindari risiko interaksi yang dapat mempengaruhi pengobatan, selalu informasikan kepada dokter mengenai semua jenis obat, suplemen, atau produk herbal yang sedang Anda konsumsi.

    Mau konsultasi seputar obat dan kesehatan?

    Tanya Apoteker
    Catatan
    FAVO Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
    Kembali ke blog

    Produk Rekomendasi

    Tutup

    Ditinjau secara medis oleh apt. Diana Fatria, S. Farm

    Artikel terkait