Hydroxychloroquine

    Hydroxychloroquine umumnya digunakan untuk mencegah serta mengatasi malaria dan merupakan terapi bagi lupus serta arthritis reumatoid.

    Golongan obat: Antimalaria Merek dagang di Indonesia: Aluquine, Esele, Farneltik, Hydroxin, Hydroxychloroquine Sulfate, Hyloquin, Kalquine, Sanloquin

    Apa itu Hydroxychloroquine?

    Hydroxychloroquine merupakan agen farmaseutik yang efektif dalam membasmi parasit penyebab malaria. Obat ini juga berperan dalam mengurangi inflamasi dan menekan respon imun, yang membantu meredakan gejala lupus dan arthritis reumatoid. Meskipun telah dilakukan penelitian, keberhasilan hydroxychloroquine dalam mengobati COVID-19 belum dapat ditentukan dengan pasti, dan penggunaannya dapat berisiko peningkatan gangguan ritme jantung.

    Dosis Hydroxychloroquine

    Dosis hydroxychloroquine ditentukan berdasarkan tujuan penggunaan, usia, dan berat badan pasien. Berikut adalah dosis umum berdasarkan tujuan penggunaannya:

    Untuk mencegah malaria:

    • Dewasa: Dosis awal 400 mg seminggu sekali dua minggu sebelum bepergian ke area berisiko. Pemakaian dilanjutkan selama 8 minggu pasca tinggalkan area endemis.
    • Anak-anak: Dosis awal 6,5 mg/kgBB seminggu sekali, dimulai dua minggu sebelum perjalanan ke area endemis, dilanjutkan hingga 8 minggu setelah meninggalkan.

    Untuk pengobatan malaria:

    • Dewasa: Dosis awal 800 mg, dilanjutkan dengan 400 mg setelah 6-8 jam. Dosis selanjutnya menyesuaikan.
    • Anak-anak: Dosis berdasarkan berat badan dengan total dosis awal 13 mg/kgBB.

    Untuk mengobati lupus dan rheumatoid arthritis:

    • Dewasa: Dosis awal 400 mg per hari yang bisa dibagi menjadi beberapa dosis. Dosis pemeliharaan antara 200-400 mg sesuai respons pasien.
    • Anak-anak: Dosis disesuaikan berat badan dengan maksimum 400 mg per hari.

    Aturan Pakai Hydroxychloroquine

    Konsumsi hydroxychloroquine sesuai anjuran medis dan ikuti petunjuk pada kemasan. Tablet hendaknya ditelan utuh tanpa dipecah. Konsumsilah obat ini setelah makan untuk menghindari gangguan gastrointestina. Pemeriksaan medis mungkin diperlukan jika menggunakan obat dalam jangka waktu lama. Hydroxychloroquine perlu disimpan di tempat yang kering dan sejuk serta jauh dari paparan sinar matahari.

    Efek Samping Hydroxychloroquine

    Beberapa efek samping yang mungkin timbul akibat penggunaan hydroxychloroquine diantaranya:

    • Kepala terasa pusing
    • Kehilangan nafsu makan
    • Mual atau timbulnya keinginan untuk muntah
    • Nyeri pada perut
    • Diare
    • Munculnya ruam pada kulit

    Jika terdapat tanda reaksi alergi atau efek samping yang parah seperti masalah penglihatan, gangguan pendengaran, gangguan fungsi hati, atau gejala-gejala serius lainnya, segera periksakan diri kepada dokter.

    Peringatan dan Perhatian saat Pakai Hydroxychloroquine

    Beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum dan selama menggunakan hydroxychloroquine antara lain:

    • Risiko alergi, sebaiknya informasikan riwayat alergi pada dokter
    • Kondisi kesehatan tertentu seperti G6PD, diabetes, dan gangguan ginjal atau hati
    • Penggunaan obat lain yang dapat berinteraksi dengan hydroxychloroquine
    • Alkohol dapat meningkatkan risiko efek samping
    • Paparan sinar matahari langsung yang mungkin membuat kulit lebih sensitif

    Selalu konsultasi dengan dokter terkait penggunaan hydroxychloroquine, terutama jika memiliki riwayat medis tertentu atau sedang hamil dan menyusui.

    Efek Hydroxychloroquine untuk Ibu Hamil dan Menyusui

    Hydroxychloroquine masuk dalam kategori D selama kehamilan, yang menandakan adanya risiko tetapi manfaatnya mungkin lebih besar. Jumlah obat yang masuk ke dalam ASI diketahui relatif kecil tetapi harus dikonsultasikan dengan dokter jika ingin menyusui selama penggunana obat ini.

    Interaksi Hydroxychloroquine dengan Obat Lain

    Hydroxychloroquine dapat berinteraksi dengan beberapa jenis obat lain, seperti:

    • Amiodarone dan obat serupa yang mengganggu irama jantung
    • Remdesivir, di mana efektivitasnya berkurang saat digabung dengan hydroxychloroquine
    • Clozapine yang dapat meningkatkan risiko agranulositosis
    • Antasida yang menghalangi penyerapan hydroxychloroquine
    • Obat diabetes dan insulin yang dapat memicu hipoglikemia
    • Tramadol yang berguna menurunkan penyerapan dan meningkatkan risiko kejang
    • Digoxin di mana kadar dalam darah dapat meningkat

    Penting untuk memberitahukan dokter tentang obat lain yang tengah dikonsumsi untuk menghindari interaksi yang tidak diinginkan.

    Mau konsultasi seputar obat dan kesehatan?

    Tanya Apoteker
    Catatan
    FAVO Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
    Kembali ke blog

    Produk Rekomendasi

    Tutup

    Ditinjau secara medis oleh apt. Diana Fatria, S. Farm

    Artikel terkait