Icodextrin

    Icodextrin umumnya dipakai dalam terapi pengeluaran sisa-sisa metabolisme dan racun dari tubuh, terutama pada pasien dengan kondisi renal gangguan. Cairan ini menjadi esensial di dalam proses hemodialisis.

    Golongan obat: Cairan koloid osmotik Merek dagang: Extraneal

    Apa itu Icodextrin?

    Icodextrin adalah suatu larutan khusus yang dipakai untuk terapi dialisis peritoneal, yaitu pencucian darah melalui perut. Ini berfungsi sebagai penarik bagi limbah metabolisme, racun, dan cairan yang berlebih dalam tubuh. Cairan ini juga digunakan sebagai larutan infus di beberapa situasi klinis lainnya.

    Dosis Icodextrin

    Dosis icodextrin bervariasi berdasarkan penerapannya:

    • Tujuan Dialisis: Dewasa dapat menerima hingga 2 liter icodextrin, yang diberikan melalui kateter peritoneal dengan kecepatan pelan, kira-kira 10-20 menit.
    • Tujuan Rehidrasi dan Penggantian Cairan: Untuk dewasa, dosisnya yaitu 5-10 ml/kg berat badan per hari; sementara dosis untuk anak-anak harus disesuaikan dengan umur dan berat badan mereka.

    Aturan Pakai Icodextrin

    Icodextrin administrasi dilakukan oleh tenaga kesehatan di bawah pengawasan dokter melalui kateter yang sudah terpasang di perut pasien. Selama proses dialisis, larutan akan ditinggal dalam perut antara 8 hingga 16 jam. Penting untuk mengikuti jadwal dan anjuran dokter selama terapi.

    Efek Samping Icodextrin

    Efek samping yang dapat muncul meliputi:

    • Nyeri perut
    • Pembengkakan di wajah, lengan, tangan, kaki, atau tungkai
    • Penglihatan kabur
    • Badan terasa pegal
    • Batuk
    • Berkurangnya volume urine
    • Pusing

    Konsultasi dengan dokter apabila gejala tersebut berkepanjangan atau memburuk. Tindakan medis segera diperlukan jika terjadi reaksi alergi atau efek samping serius yang persisten.

    Peringatan dan Perhatian saat Pakai Icodextrin

    Beberapa hal yang harus diperhatikan saat menggunakan icodextrin, di antaranya:

    • Riwayat alergi, terutama untuk produk tepung maizena dan isomaltosa.
    • Kondisi asidosis laktat, gangguan elektrolit, hipertensi, dan sepsis.
    • Penyakit jantung, gagal jantung, dan gangguan imun seperti HIV/AIDS.
    • Sindrom metabolik, diabetes, dan gangguan metabolisme glikogen.
    • Kehamilan dan menyusui; penting untuk memberitahukan kepada dokter terkait kondisi ini.
    • Penggunaan bersamaan dengan obat-obatan lain, termasuk suplemen dan herbal, harus dikomunikasikan dengan dokter untuk menghindari interaksi negatif.

    Pastikan untuk selalu berkomunikasi dengan dokter Anda untuk menggunakan obat ini dengan benar.

    Efek Icodextrin untuk Ibu Hamil dan Menyusui

    Icodextrin tergolong dalam Kategori C untuk ibu hamil, yang berarti harus digunakan jika manfaat yang didapatkan melebihi potensi risiko terhadap janin. Bagi ibu menyusui, icodextrin tidak diperkirakan menyebabkan masalah serius pada saat menyusui, namun konsultasi dengan dokter tetap diperlukan.

    Interaksi Icodextrin dengan Obat Lain

    Interaksi obat yang mungkin terjadi bersama icodextrin, termasuk:

    • Resiko perubahan kadar glukosa darah bersama insulin
    • Resiko iritasi kulit dengan delafloxacin
    • Resiko osteoarthritis dengan strontium
    • Resiko gagal jantung dan aritmia dengan digoxin
    • Resiko hipertensi dengan penggunaan bersamaan dengan obat antihipertensi, seperti nicardipine dan hydrochlorothiazide
    • Penurunan efektivitas icodextrin bersamaan dengan eltrombopag dan raltegravir

    Selalu informasikan kepada dokter mengenai obat apa saja yang sedang Anda konsumsi untuk menghindari interaksi obat yang merugikan.

    Mau konsultasi seputar obat dan kesehatan?

    Tanya Apoteker
    Catatan
    FAVO Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
    Kembali ke blog

    Produk Rekomendasi

    Tutup

    Ditinjau secara medis oleh apt. Diana Fatria, S. Farm

    Artikel terkait