Ipratropium

    Penyakit PPOK sering menimbulkan kesulitan bernapas akibat penyempitan pada saluran udara. Ipratropium bromide dihadirkan sebagai solusi dalam meredakan dan mencegah gejala tersebut, termasuk mengi dan sesak napas.

    Golongan obat: bronkodilator Merek dagang: Atrovent, Combivent, Ipratropium Bromide, Midatro

    Apa itu Ipratropium?

    Ipratropium, termasuk dalam kelas bronkodilator yang bertindak sebagai antikolinergik, dirancang untuk merelaksasi otot sepanjang saluran pernapasan. Akibatnya, aliran udara menjadi lancar, memudahkan penderita PPOK untuk bernapas. Selain itu, ipratropium juga kerap dikombinasikan dengan obat berjenis beta 2 agonis kerja cepat, misalnya salbutamol, guna meredakan serangan asma yang akut.

    Dosis Ipratropium

    Dokter akan menentukan dosis ipratropium berdasarkan bentuk obat dan usia pasien. Dosis umum terbagi menurut bentuknya:

    Bentuk aerosol (inhaler):

    • Dewasa dan anak di atas 12 tahun: 20–40 mcg, dihirup 3–4 kali sehari
    • Anak berusia 6–12 tahun: 20–40 mcg, dihirup 3 kali sehari
    • Anak di bawah 6 tahun: 20 mcg, dihirup 3 kali sehari

    Bentuk larutan inhalasi via nebulizer:

    • Dewasa dan anak di atas 12 tahun: 250–500 mcg, dihirup 3–4 kali sehari
    • Anak berusia 6–12 tahun: 250 mcg, dosis dapat ditingkatkan hingga maksimal 1.000 mcg per hari
    • Anak di bawah 6 tahun: 125–250 mcg, dihirup 4 kali sehari sampai maksimal 1.000 mcg per hari

    Penggunaan nebulizer untuk kondisi bronkospasme parah pada PPOK umumnya menggunakan larutan inhalasi.

    Aturan Pakai Ipratropium

    Mematuhi petunjuk dokter dan informasi pada label obat saat menggunakan ipratropium sangat dianjurkan agar menghindari dosis yang salah. Metode penggunaan aerosol inhaler melibatkan pernapasan yang tepat dan perawatan setelah penggunaan, termasuk kumur. Dalam kasus nebulizer, prosedur penggunaan dan perawatan alat harus sesuai instruksi dokter. Ipratropium tiap hari waktunya harus konsisten, dan bila terlambat, jangan menggandakan dosis. Rokok harus dihindari karena dapat mengurangi efek obat.

    Efek Samping Ipratropium

    Beberapa efek samping yang mungkin terjadi pasca penggunaan ipratropium antara lain:

    • Gejala flu seperti hidung mampet dan bersin
    • Pusing atau sakit kepala
    • Mual
    • Sakit perut
    • Mulut terasa kering
    • Konstipasi atau sembelit

    Jika efek samping ini berkepanjangan, segera periksakan diri ke dokter. Gejala reaksi alergi dan efek samping serius lain yang mencakup gangguan penglihatan, percepatan detak jantung, nyeri dada, ataupun kesulitan buang air kecil harus segera mendapatkan perhatian medis.

    Peringatan dan Perhatian saat Pakai Ipratropium

    Sebelum menggunakan ipratropium, beberapa peringatan harus diperhatikan:

    • Hindari penggunaan bila alergi terhadap komponen obat
    • Diskusikan historis glaukoma dan gangguan lain sepertinya kandung kemih, prostat, myasthenia gravis, dan fibrosis kistik dengan dokter
    • Pemberian pada wanita hamil dan menyusui membutuhkan konsultasi dokter
    • Kewaspadaan saat berkendara atau melakukan aktivitas yang memerlukan fokus penuh
    • Informasikan pada dokter mengenai konsumsi obat lain, termasuk herbal dan suplemen
    • Beritahukan mengenai pemanfaatan ipratropium saat akan melakukan operasi
    • Lapor segera kepada dokter jika terdapat reaksi alergi, efek serius, atau overdosis

    Efek Ipratropium untuk Ibu Hamil dan Menyusui

    Ipratropium dalam kategori B untuk kehamilan, di mana belum ada bukti risiko pada janin dalam studi binatang namun belum teruji pada manusia. Belum ada kepastian apakah terkontaminasi dalam ASI, sehingga konsultasi dengan dokter merupakan langkah yang direkomendasikan terhadap ibu hamil dan menyusui yang akan mengonsumsi obat ini.

    Interaksi Ipratropium dengan Obat Lain

    Ipratropium dapat berinteraksi dengan berbagai obat, yang bisa menghasilkan efek berikut:

    • Peningkatan efektivitas ipratropium bila digunakan barengan dengan agonis beta atau turunan xanthine
    • Peningkatan toksisitas ipratropium bila digunakan serempak dengan glukagon
    • Risiko gangguan pergerakan usus bila digunakan bersamaan dengan pramlintide
    • Risiko efek samping seperti mengantuk, pandangan kabur, atau mulut kering bila digunakan bersama revefenacin

    Pastikan untuk selalu ingat menyimpan daftar obat yang sedang dikonsumsi dan beri tahu dokter untuk pencegahan interaksi yang tidak diinginkan.

    Mau konsultasi seputar obat dan kesehatan?

    Tanya Apoteker
    Catatan
    FAVO Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
    Kembali ke blog

    Produk Rekomendasi

    Tutup

    Ditinjau secara medis oleh apt. Diana Fatria, S. Farm

    Artikel terkait