Ipratropium Bromide

    Sesak napas yang timbul akibat masalah kesehatan pada paru-paru merupakan kondisi kritis yang membutuhkan penanganan segera. Untuk mengatasi gejala tersebut, salah satu obat yang kerap diresepkan adalah ipratropium bromide dalam bentuk larutan inhalasi ataupun spray. Berikut adalah informasi lengkap mengenai penggunaan ipratropium bromide.

    Golongan obat: Bronkodilator Merek dagang: Inhavent, Velutine Plus, Combivent UDV, Respivent, Midatro, Farbivent, Atrovent, Meprovent, Lasalcom, Ipratropium Bromide, Berodual

    Apa itu Ipratropium Bromide?

    Ipratropium Bromide digunakan sebagai terapi untuk menjaga serta meredakan gejala pada penyakit kronis seperti PPOK yang melibatkan kondisi seperti bronkitis dan emfisema. Gejala yang sering diatasi dengan obat ini termasuk kesulitan bernapas dan wheezing. Ipratropium adalah anggota dari kelas terapeutik bronkodilator yang bekerja dengan mengendurkan saluran udara di paru-paru. Membutuhkan resep dokter, obat ini tidak dijual bebas di pasaran.

    Sediaan dan Dosis Ipratropium Bromide

    Beragam formulasi Ipratropium Bromide tersedia untuk dipakai, seperti dalam bentuk larutan inhalasi dan metered-dose inhaler. Menurut informasi dari MIMS, ada beberapa rekomendasi dosis obat ini berdasarkan kondisi klinis dan umur pasien sebagai berikut:

    • Dosis untuk orang dewasa:

      • Dosis inhalasi terukur: 20-40 mcg 3-4 kali per hari, dengan dosis tertinggi sesekali bisa mencapai 80 mcg.
      • Dosis nebulisasi: 250-500 mcg 3-4 kali per hari.
    • Dosis untuk anak-anak:

      • Dosis inhalasi terukur: Untuk anak di bawah 6 tahun, 20 mcg sebanyak 3 kali sehari. Anak berusia 6-12 tahun, 20-40 mcg sebanyak 3 kali sehari.
      • Dosis nebulisasi: Untuk keadaan asma akut pada anak di bawah 6 tahun, 125-250 mcg, maksimal tiap 6 jam hingga total dosis mencapai 1 mg. Sedangkan untuk anak berusia 6-12 tahun dengan asma akut dan kronis, 250 mcg yang dapat diulang jika diperlukan hingga dosis total 1 mg.

    Aturan Pakai Ipratropium Bromide

    Ketika menggunakan Ipratropium Bromide, ikuti arahan resep dokter atau instruksi pada kemasan. Obat ini dihirup melalui nebulizer yang merekatkan larutan menjadi aerosol. Pastikan obat terlihat jernih dan tidak ada perubahan warna atau partikel sebelum digunakan. Hirup 4 kali sehari sesuai rekomendasi dokter dan gunakan corong untuk menghindari kontak dengan mata. Proses inhalasi biasanya berlangsung 5-15 menit. Jangan telan atau suntik obat ini. Setelah pemakaian, bilas mulut untuk menghindari iritasi. Pastikan dosis teratur untuk efektivitas optimal dan pisahkan antara inhaler rutin dengan inhaler darurat. Hubungi dokter jika terdapat perubahan kondisi atau jika Anda terlewat dosis, konsumsi segera dan jangan menggandakan dosis.

    Efek Samping Ipratropium Bromide

    Sejumlah efek samping dapat muncul dari penggunaan Ipratropium Bromide, walaupun tidak semua orang mengalaminya. Jika Anda mengalami gejala berikut, segera kontak dokter atau layanan medis:

    • Reaksi alergi (gatal, kesulitan bernapas)
    • Masalah pernapasan seperti wheezing
    • Sakit dada atau napas berdebar

    Efek samping lain yang mungkin timbul adalah:

    • Sakit kepala ringan
    • Gejala mirip pilek seperti hidung tersumbat atau batuk

    Peringatan dan Perhatian saat Pakai Ipratropium Bromide

    Konsultasikan dengan dokter dan apoteker sebelum menggunakan Ipratropium Bromide, terutama jika memiliki riwayat alergi terhadap komponen obat ini atau terkait. Diskusikan juga tentang obat lain yang tengah dikonsumsi. Kondisi-kesehatan tertentu seperti:

    • Alergi terhadap lesitin, kedelai, atau kacang
    • Gangguan sirkulasi darah
    • Penyakit jantung
    • Diabetes

    perlu diinformasikan kepada dokter. Jangan gunakan obat ini tanpa pengawasan medis jika sedang hamil atau menyusui. Laporkan jika merupakan pasien yang akan atau sedang menjalani operasi. Simpan obat ini pada suhu ruang, hindari tempat lembap dan langsung cahaya.

    Efek Ipratropium Bromide untuk Ibu Hamil dan Menyusui

    Untuk Ibu hamil, Ipratropium Bromide masuk dalam kategori D, menunjukkan bukti risiko berdasarkan penilaian FDA. Belum ada penelitian yang cukup untuk menentukan risiko selama kehamilan atau efektivitas pada ibu menyusui. Diskusikan penyusunan dosis yang tepat dan kemungkinan risiko dengan dokter Anda jika berencana menggunakan obat ini.

    Interaksi Ipratropium Bromide dengan Obat Lain

    Ipratropium Bromide berpotensi interaksi dengan berbagai obat, yang dapat mengubah efektivitas atau meningkatkan risiko efek samping. Beberapa obat yang mungkin berinteraksi meliputi:

    • Diuretik, yang dapat meningkatkan risiko kadar kalium darah rendah
    • Antikolinergik dan obat-obat terkait lainnya
    • Beta-blocker seperti Propranolol, yang bisa mengurangi efektivitas Ipratropium Bromide
    • Digoxin

    Selalu simpan daftar obat yang Anda pakai dan diskusikan dengan dokter atau apoteker anda sebelum mengganti atau memulai penggunaan obat baru.

    Mau konsultasi seputar obat dan kesehatan?

    Tanya Apoteker
    Catatan
    FAVO Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
    Kembali ke blog

    Produk Rekomendasi

    Tutup

    Ditinjau secara medis oleh apt. Diana Fatria, S. Farm

    Artikel terkait