Kodein (Codeine)

    Ketika rasa sakit menjadi gejala utama dari suatu penyakit, seringkali dokter akan meresepkan obat penghilang rasa nyeri yang lebih efektif, seperti kodein.

    Golongan obat: opioid Merek dagang: Codein Phosphate Hemihydrate, Codikaf, Coditam, Codipront Cum Expectorant, Codipront

    Apa itu obat kodein?

    Kodein merupakan obat opioid yang ditujukan untuk meredakan nyeri dari sedang hingga berat dan umumnya diresepkan setelah opsi penghilang nyeri lain gagal memberikan hasil. Obat ini berfungsi dengan mempengaruhi reseptor di sistem saraf pusat guna mengurangi rasa sakit. Selain untuk nyeri, kodein juga diindikasikan sebagai obat batuk karena memiliki efek antitusif. Obat ini pun sering dikombinasikan dengan zat aktif lain dalam pengobatan diare akut.

    Dosis kodein

    Kodein yang tersedia di pasaran Indonesia hadir dalam berbagai sediaan termasuk tablet, kapsul, dan sirup. Adalah penting untuk mengonsumsi kodein sesuai dengan resep dokter. Berdasarkan informasi dari National Health Services, dosis yang umumnya disarankan adalah sebagai berikut:

    Untuk diare akut

    • Dewasa: 30-60 mg (tablet) atau 5-10 ml (sirup), diminum 3-4 kali sehari.
    • Anak-anak (12-17 tahun): Dosis serupa dengan dewasa.
    • Lansia atau individu dengan kondisi jantung atau hati: 15 mg, 3-4 kali sehari.

    Untuk batuk

    • Dewasa: 5-10 ml, diminum 3-4 kali sehari.
    • Lansia: Dosis akan disesuaikan berdasarkan keadaan kesehatan.

    Sebagai analgesik

    • Dewasa: 30-60 mg setiap 4 jam atau sesuai kebutuhan, dengan maksimal 240 mg per hari.
    • Anak-anak (12-17 tahun): Sebanding dengan dosis orang dewasa.
    • Lansia atau yang memiliki masalah jantung atau hati: 15 mg, setiap 4 jam atau sesuai kebutuhan.

    Aturan pakai kodein

    Minumlah kodein sesuai instruksi dokter dan usahakan pada jam yang sama setiap harinya untuk efektivitas maksimal. Jangan meningkatkan dosis jika Anda terlewat satu waktu minum, dan bila dokter hendak menghentikan pengobatan, dosis akan diturunkan secara bertahap. Untuk penggunaan tablet, telan secara utuh dengan air dan jangan dikunyah atau dihancurkan. Sementara jika menggunakan sirup, kocok terlebih dahulu dan ukurlah dengan takaran yang tepat.

    Efek samping kodein

    Konsumsi kodein bisa menyebabkan beberapa efek samping, namun mereka umumnya bersifat sementara dan dapat mereda sendiri:

    • Sakit kepala
    • Gangguan pencernaan
    • Kelelahan
    • Rasa mengantuk
    • Kesulitan dalam buang air kecil (anyang-anyangan)

    Akan tetapi, jika Anda mengalami keluhan seperti agitasi, halusinasi, demam, kebingungan, gejala mirip flu, mual, muntah, pusing, kelemahan tubuh, gangguan menstruasi, penurunan libido, kesulitan bernapas, alergi atau kejang, segera hubungi dokter. Tanyakan kepada dokter jika Anda merasa khawatir terkait respons tubuh Anda setelah minum kodein.

    Peringatan dan perhatian saat pakai obat kodein

    Informasikan kondisi medis Anda kepada dokter sehingga mereka dapat menentukan dosifikasi kodein atau menyarankan pengobatan alternatif. Perhatian khusus harus diberikan pada kondisi berikut:

    • Alergi terhadap kodein atau bahan lain pada obat
    • Hipotensi atau tekanan darah rendah
    • Pembesaran prostat
    • Masalah adrenal
    • Disfungsi saluran empedu
    • Penyakit hati
    • Gangguan respirasi
    • Alkoholisme
    • Pasca-operasi amandel
    • Batu empedu
    • Kelenjar tiroid yang kurang aktif
    • Kelemahan otot
    • Penyakit ginjal
    • Epilepsi

    Dalam penyimpanan, letakkan kodein di tempat kering dan terlindung dari sinar matahari langsung. Jauhkan dari jangkauan anak-anak dan hewan peliharaan. Untuk pembuangan obat, ikutlah petunjuk dari dokter atau apoteker.

    Efek kodein untuk ibu hamil dan menyusui

    Pada studi hewan, penggunaan kodein terindikasi berpotensi merugikan jika diberikan kepada janin, meskipun kajian pada manusia masih terbatas. Informasikan kepada dokter andaikan Anda hamil, berencana hamil, atau sedang menyusui sebelum mengonsumsi kodein. Kelayakan penggunaan obat ini untuk ibu hamil dan menyusui akan dipertimbangkan berdasarkan analisis manfaat dan risiko oleh dokter.

    Interaksi kodein dengan obat lain

    Penggunaan kodein serentak dengan obat-obatan tertentu dapat menimbulkan efek samping, mengurangi efektivitas obat, atau bahkan memperburuk kondisi. Selalu berikan informasi pada dokter mengenai semua obat yang Anda konsumsi. Hindari penggunaan bersama obat-obatan berikut:

    • Benzodiazepin
    • Antihistamin
    • MAO inhibitor
    • Natrium oksibat
    • Kuinin
    • Obat tidur
    • Simetidin

    Penggunaan kodein tidak direkomendasikan untuk ibu hamil, ibu menyusui, dan anak di bawah 12 tahun tanpa petunjuk dokter.

    Mau konsultasi seputar obat dan kesehatan?

    Tanya Apoteker
    Catatan
    FAVO Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
    Kembali ke blog

    Produk Rekomendasi

    Tutup

    Ditinjau secara medis oleh apt. Diana Fatria, S. Farm

    Artikel terkait