Lenograstim

    Penggunaan lenograstim umumnya dianjurkan untuk pasien kanker yang mengalami penurunan jumlah sel darah putih akibat pengaruh kemoterapi.

    Golongan obat: hematopoietik Merek dagang lenograstim: Granocyte 34

    Apa itu Lenograstim?

    Lenograstim merupakan agen hematopoietik yang menstimulasi produksi sel darah putih, terutama neutrofil, untuk melindungi tubuh dari infeksi usai terapi kemoterapi. Obat ini bekerja dengan mendukung sumsum tulang dalam memproduksi 'sel induk darah' yang kemudian berkembang menjadi sel darah putih yang matang dan berfungsi.

    Dosis Lenograstim

    Lenograstim hadir dalam bentuk serbuk injeksi di Indonesia, dengan dosis 263 mcg per ampul. Dosisnya bervariasi tergantung kebutuhan klinis, termasuk kondisi pasien, dan bisa diberikan melalui suntikan subkutan atau infus intravena. Bagi dewasa dan anak di atas 2 tahun, dosis yang direkomendasikan adalah 150 mcg/m2 atau 10 mcg/kg berat badan, tergantung keadaan spesifik seperti neutropenia pasca-kemoterapi, neutropenia akibat kemoterapi, atau mobilisasi sel progenitor darah.

    Aturan Pakai Lenograstim

    Lenograstim harus diberikan di bawah supervisi medis dari dokter spesialis onkologi atau hematologi yang berpengalaman. Penggunaan obat ini melalui suntikan atau infus dan beberapa pasien mungkin akan mendapat pelatihan untuk melakukan suntikan sendiri. Dosis ditentukan berdasarkan parameter kesehatan pasien, dan pemantauan kondisi melalui tes darah dibutuhkan selama penggunaan lenograstim.

    Efek Samping Lenograstim

    Penggunaan lenograstim dapat menimbulkan efek samping, yang bisa ringan hingga berat:

    • Nyeri tulang, otot, atau sendi
    • Sakit kepala
    • Kelelahan
    • Demam dan mual
    • Memar
    • Nyeri di tempat suntikan
    • Sakit perut

    Efek samping yang lebih serius antara lain:

    • Nyeri perut atau bahu kiri atas
    • Syok anafilaksis
    • Masalah pernapasan
    • Pembengkakan kaki
    • Kerusakan ginjal

    Peringatan dan Perhatian saat Pakai Lenograstim

    Beberapa kondisi memerlukan perhatian khusus ketika menggunakan lenograstim, termasuk:

    • Riwayat alergi
    • Infeksi
    • Gangguan fungsi ginjal atau hati

    Pasien dengan penyakit tertentu seperti sel sabit mungkin memerlukan konsultasi lebih lanjut karena risiko krisis sel sabit. Monitor kondisi pasien via pemeriksaan darah perlu dilakukan untuk meningkatkan keamanan penggunaan obat ini.

    Efek Lenograstim untuk Ibu Hamil dan Menyusui

    Pemakaian lenograstim selama kehamilan dan menyusui harus sangat berhati-hati dan idealnya dihindari. Meskipun belum terdapat data komprehensif mengenai pengaruhnya pada wanita hamil, penelitian terhadap hewan menunjukkan kemungkinan efek toksik pada janin. Selain itu, belum bisa dipastikan apakah lenograstim terdapat dalam ASI.

    Interaksi Lenograstim dengan Obat Lain

    Lenograstim berpotensi berinteraksi dengan obat-obatan tertentu, meningkatkan risiko efek samping. Beberapa interaksi yang memerlukan perhatian adalah:

    • Penggunaan bersama bleomycin, cyclophosphamide, dan methotrexate dapat meningkatkan risiko toksisitas paru
    • Kombinasi dengan topotecan bisa meningkatkan keparahan neutropenia
    • Keparahan neuropati perifer bisa meningkat saat digabung dengan vinblastine, vincristine, vindesine, vinflunin, dan vinorelbine

    Konsultasikan dengan dokter Anda untuk antisipasi interaksi dan efek samping.

    Mau konsultasi seputar obat dan kesehatan?

    Tanya Apoteker
    Catatan
    FAVO Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
    Kembali ke blog

    Produk Rekomendasi

    Tutup

    Ditinjau secara medis oleh apt. Diana Fatria, S. Farm

    Artikel terkait