Morphine

    Morfin merupakan obat penawar rasa sakit dari kategori sedang hingga tinggi, seperti yang terjadi pada kasus kanker atau pasca serangan jantung. Obat ini memiliki beberapa bentuk sediaan, termasuk tablet dan suntikan.

    Golongan obat: Analgesik opioid Merek dagang: Morfikaf, Morfina, Morphine Hydrochloride

    Apa itu Morfin?

    Morfin termasuk ke dalam analgesik opioid yang berfungsi sebagai penawar rasa sakit. Obat ini menghalangi sinyal rasa nyeri ke otak, sehingga dapat meringankan sensasi nyeri sementara. Meskipun berpotensi mengurangi nyeri secara signifikan, morfin harus digunakan dengan hati-hati karena adanya risiko kecanduan dan overdosis yang berbahaya.

    Dosis Morfin

    Dokter akan menentukan dosis morfin sesuai dengan kebutuhan medis, kondisi kesehatan pasien, respons terhadap terapi, usia, serta bentuk obat yang digunakan. Penggunaan morfin harus selalu mendapat pengawasan medis.

    • Tablet:
      • Dewasa: 5-20 mg setiap 4 jam.
      • Anak-anak usia 1-5 tahun: maksimal 30 mg per hari.
      • Anak-anak usia 6-12 tahun: maksimal 60 mg per hari.
    • Suntikan: Dosiskan sesuai kebutuhan medis dengan pengawasan dokter.

    Cara Penggunaan Morfin

    Penggunaan morfin harus sesuai arahan medis. Morfin suntikan akan diadministrasikan langsung oleh tenaga kesehatan. Pasien akan dimonitor selama terapi berlangsung, dengan perhatian khusus pada pernapasan dan kadar oksigen. Tablet morfin diminum dengan air, dan jangan dikunyah atau dihancurkan untuk menghindari risiko efek samping yang meningkat.

    Efek Samping Morfin

    Efek samping morfin mungkin termasuk:

    • Sakit kepala
    • Kram perut
    • Rasa gugup
    • Kantuk yang berlebihan
    • Konstipasi
    • Perubahan suasana hati
    • Kesulitan berkemih
    • Mual atau muntah

    Efek yang lebih serius harus dilaporkan kepada dokter:

    • Irama jantung tidak teratur atau cepat
    • Kesulitan bernapas
    • Otot menjadi kaku
    • Halusinasi
    • Penurunan gairah seksual
    • Kejang
    • Pingsan
    • Penglihatan buram
    • Nyeri dada

    Peringatan dan Perhatian Penggunaan Morfin

    Berikut adalah hal-hal yang harus diwaspadai sebelum menggunakan morfin:

    • Informasikan tentang alergi obat kepada dokter
    • Jangan digabungkan dengan penggunaan obat golongan MAOI
    • Hindari penggunaan pada kondisi tertentu seperti asma atau ileus paralitik
    • Laporkan kepada dokter jika pasien memiliki riwayat kecanduan alkohol atau narkoba
    • Jauhi aktivitas yang membutuhkan ketelitian seperti mengemudi

    Konsultasikan dengan dokter tentang kehamilan, menyusui, dan obat-obatan yang sedang digunakan sebelum memulai terapi morfin.

    Efek Morfin untuk Ibu Hamil dan Menyusui

    Pada ibu hamil, morfin digolongkan dalam kategori C, di mana obat ini hanya sebaiknya digunakan jika manfaat yang diperoleh lebih besar dari risiko yang ada. Morfin juga dapat berpindah ke ASI sehingga harus dikonsultasikan dengan dokter bila ibu sedang menyusui.

    Interaksi Morfin dengan Obat Lain

    Morfin dapat berinteraksi dengan obat-obat berikut ini, antara lain:

    • Obat golongan benzodiazepine yang dapat meningkatkan risiko efek samping fatal
    • Obat antihipertensi yang bisa meningkatkan risiko hipotensi ortostatik
    • Antidepresan trisiklik yang dapat meningkatkan risiko sindrom serotonin
    • MAOI, rifampicin, dan obat lainnya yang dapat menurunkan kadar morfin dalam darah

    Konsumsi morfin bersamaan dengan alkohol dapat meningkatkan efek samping pada sistem saraf.

    Mau konsultasi seputar obat dan kesehatan?

    Tanya Apoteker
    Catatan
    FAVO Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
    Kembali ke blog

    Produk Rekomendasi

    Tutup

    Ditinjau secara medis oleh apt. Diana Fatria, S. Farm

    Artikel terkait