Praziquantel

    Praziquantel merupakan salah satu obat yang diresepkan untuk memberantas infeksi yang disebabkan oleh berbagai jenis cacing. Antara lain, obat ini efektif melawan skistosomiasis, serta infeksi cacing di bagian hati dan paru-paru.

    Golongan obat: Antihelmintik (Obat Cacing) Merek dagang: -

    Apa itu Praziquantel?

    Praziquantel adalah agen terapeutik yang dirancang untuk memparalisis dan membinasakan parasit cacing. Kemudian, cacing tersebut bisa dieliminasi melalui proses pencernaan atau dapat langsung dikeluarkan melalui feces. Penggunaannya sangat direkomendasikan untuk menangani infeksi parasit yang telah menyebar melampaui saluran usus.

    Dosis Praziquantel

    Dosis praziquantel yang harus dikonsumsi bergantung pada jenis infeksi parasit yang sedang diobati, berikut dosisnya untuk dewasa dan anak usia di atas empat tahun:

    • Untuk infeksi cacing di saluran pencernaan, paru-paru, dan hati, dosis yang dianjurkan adalah 25 mg/kg berat badan, diminum tiga kali sehari setiap 4-6 jam selama satu atau dua hari. Sebagai alternatif, bisa diberikan sebanyak 40 mg/kg berat badan dalam dosis tunggal.
    • Untuk skistosomiasis, dianjurkan 20 mg/kg berat badan, diminum tiga kali sehari setiap 4—6 jam. Atau sebagai pilihan dosis tunggal antara 40—60 mg/kg berat badan.

    Aturan Pakai Praziquantel

    Untuk mendapatkan hasil yang optimal, ikuti saran medis dan petunjuk penggunaan pada kemasan saat mengonsumsi praziquantel. Obat ini sebaiknya diminum saat makan dengan menelannya bersama air putih, tanpa mengunyah untuk menghindari rasa pahit. Jika kesulitan menelan tablet, hancurkan dan campur dengan makanan atau minuman yang manis, kemudian konsumsi segera atau maksimal dalam satu jam setelah pencampuran. Penggunaan praziquantel harus sesuai dosis yang diresepkan dan tidak mengubah dosis secara sembarangan.

    Efek Samping Praziquantel

    Saat mengonsumsi praziquantel, beberapa efek samping dapat muncul, antara lain:

    • Sakit kepala
    • Pusing
    • Sakit perut
    • Mual dan muntah
    • Kelelahan dan kelemahan
    • Nyeri otot atau sendi
    • Kehilangan nafsu makan
    • Keringat berlebih

    Efek samping ini dapat berlanjut atau berubah menjadi lebih berat. Segera periksakan diri ke dokter jika terjadi respon alergis atau efek samping yang menekan seperti diare berdarah, demam, serangan kejang, atau perubahan irama jantung.

    Peringatan dan Perhatian saat Pakai Praziquantel

    Sejumlah peringatan harus diperhatikan saat mengonsumsi praziquantel, termasuk:

    • Mengingat riwayat alergi dan tidak memberikan pada pasien yang hipersensitif terhadap praziquantel.
    • Melaporkan kondisi medis seperti masalah jantung, ginjal, hati, serta riwayat kejang atau epilepsi.
    • Menghindari praziquantel saat menjalani pengobatan dengan rifampicin dalam waktu 4 minggu terakhir.
    • Tidak mengonsumsi alkohol atau grapefruit yang dapat memperburuk efek samping.
    • Tidak langsung mengemudikan kendaraan atau beraktivitas yang memerlukan fokus tinggi pasca konsumsi obat ini karena bisa menimbulkan pusing dan kantuk.
    • Menginformasikan ke dokter tentang obat lain yang sedang dikonsumsi.
    • Memberitahu dokter tentang kehamilan atau menyusui.

    Efek Praziquantel untuk Ibu Hamil dan Menyusui

    Praziquantel tergolong aman untuk digunakan selama kehamilan menurut kategori B, dimana tidak terdapat risiko yang terlihat pada studi binatang dan belum dilakukan studi terkontrol pada wanita hamil. Bila dikonsumsi oleh ibu menyusui, obat ini bisa saja terdapat dalam ASI. Oleh karena itu, penggunaannya harus selalu dikonsultasikan terlebih dahulu dengan dokter.

    Interaksi Praziquantel dengan Obat Lain

    Pemakaian praziquantel bisa memengaruhi atau dipengaruhi oleh obat lain, contohnya:

    • Rendahnya efektivitas praziquantel bila digabung dengan rifampicin.
    • Potensi penurunan keberhasilan terapi praziquantel saat dikombinasikan dengan carbamazepine, phenobarbital, phenytoin, atau dexamethasone.
    • Risiko efek samping yang meningkat ketika digunakan bersama cimetidine, itraconazole, ketoconazole, atau erythromycin.

    Mau konsultasi seputar obat dan kesehatan?

    Tanya Apoteker
    Catatan
    FAVO Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
    Kembali ke blog

    Produk Rekomendasi

    Tutup

    -

    Artikel terkait