Propafenone

    Propafenone atau propafenone hydrochloride adalah obat yang diresepkan untuk mengelola beberapa jenis gangguan irama jantung (aritmia), termasuk aritmia supraventrikular, aritmia ventrikular, serta atrial fibrilasi (AF).

    Golongan obat: Anti-aritmia golongan I Merek dagang: Rytmonorm

    Apa itu Propafenone?

    Propafenone merupakan antiaritmik kelas I yang bertujuan untuk menstabilkan irama jantung dengan menghambat jalur elektrik yang menyebabkan iregularitas detak jantung. Obat ini umumnya diberikan oleh tenaga kesehatan di lingkungan rumah sakit dengan pengawasan yang ketat dari dokter.

    Dosis Propafenone

    Pemberian dosis propafenone akan disesuaikan oleh dokter berdasarkan umur, kondisi klinis, dan reaksi pasien terhadap pengobatan. Biasanya, dosis inisial untuk aritmia supraventrikel atau aritmia ventrikular adalah 150 mg, tiga kali sehari, dan bisa ditingkatkan hingga maksimum 300 mg per hari. Sementara untuk atrial fibrilasi (AF), dosis dimulai dari 225 mg dua kali sehari, dengan kemungkinan penyesuaian hingga 325-425 mg, dua kali sehari setelah lima hari pengobatan, tergantung respons pasien.

    Aturan Pakai Propafenone

    Propafenone harus dikonsumsi sesuai arahan dokter dengan membaca petunjuk pemakaian yang terdapat pada kemasan. Tablet dimakan utuh dengan minum air dan tidak boleh dikunyah atau dipecah. Apabila lupa mengonsumsi obat, ambil secepatnya kecuali jika sudah waktunya dosis berikutnya. Hindari menggandakan dosis saat terlewat. Selama pengobatan, pemeriksaan rutin seperti EKG, tekanan darah, dan analisis darah akan dilakukan oleh dokter. Juga penting untuk menghindari konsumsi grapefruit selama pengobatan. Pastikan obat ini disimpan pada suhu ruangan dan jauh dari panas serta kelembapan, serta tetap menjauhkannya dari jangkauan anak-anak.

    Efek Samping Propafenone

    Propafenone bisa menyebabkan beberapa efek samping, antara lain:

    • Mual atau muntah
    • Diare atau sembelit
    • Sakit kepala yang tidak biasa, pusing, atau kelelahan
    • Gangguan dalam pengecapan, mulut yang kering, atau kehilangan selera makan
    • Penglihatan kabur
    • Insomnia atau kecemasan

    Jika gejala persisten atau memburuk, kunjungi dokter. Segera hubungi petugas medis jika muncul reaksi alergi atau efek samping yang lebih serius, seperti kesulitan bernafas, nyeri dada, bengkak pada ekstremitas, perubahan ritme jantung, indikasi infeksi, masalah hati, pusing yang intens, atau pingsan.

    Peringatan dan Perhatian saat Pakai Propafenone

    Penggunaan obat propafenone harus disertai perhatian tertentu, termasuk:

    • Informasikan kepada dokter mengenai riwayat alergi untuk menghindari reaksi alergik.
    • Diskusikan riwayat kondisi medis seperti gagal jantung, blok AV, syok kardiogenik, bradikardia, hipotensi, serangan jantung, gangguan ritme jantung, sindrom Brugada, penyakit hati atau ginjal, lupus, myasthenia gravis, asma, PPOK, atau gangguan elektrolit.
    • Beritahu dokter bila menggunakan pacemaker.
    • Pantau efek obat yang bisa menimbulkan pusing saat mengemudi.
    • Jauhi minuman beralkohol.
    • Laporkan obat resep, suplemen, atau herbal yang sedang digunakan.
    • Diskusi mengenai risiko gangguan kesuburan.
    • Informasikan status kehamilan, menyusui, atau rencana kehamilan.

    Efek Propafenone untuk Ibu Hamil dan Menyusui

    Propafenone tergolong dalam Kategori C terkait penggunaannya pada wanita hamil, menunjukkan bahwa efek samping berpotensi terjadi pada janin, namun belum ada data konkret dari penelitian pada wanita hamil. Obat ini hanya boleh digunakan bila manfaat yang diharapkan lebih besar dari risiko pada janin. Propafenone juga terdeteksi dalam ASI sehingga ibu menyusui harus berkonsultasi dengan dokter sebelum menggunakannya.

    Interaksi Propafenone dengan Obat Lain

    Beberapa kemungkinan interaksi antara propafenone dan obat lain mencakup:

    • Kenaikan kadar propafenone dalam darah saat dikonsumsi dengan ritonavir, quinidine, fluoxetine, cimetidine, ketoconazole, erythromycin, atau sertraline
    • Peningkatan risiko efek samping saat dikombinasikan dengan lidocaine, penghambat beta, atau antidepresan trisiklik
    • Penurunan konsentrasi propafenone dalam darah bila digunakan bersama phenobarbital, rifampicin, atau orlistat
    • Risiko proaritmia meningkat bila dikombinasikan dengan amiodarone
    • Tingkatan teofilin, digoxin, ciclosporin, atau warfarin dalam darah mungkin naik

    Mau konsultasi seputar obat dan kesehatan?

    Tanya Apoteker
    Catatan
    FAVO Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
    Kembali ke blog

    Produk Rekomendasi

    Tutup

    -

    Artikel terkait