Apa itu Rabeprazole?
Merupakan sebuah obat yang diresepkan untuk menangani masalah asam lambung, seperti ulkus peptikum dan infeksi oleh Helicobacter pylori. Dengan mengurangi jumlah asam yang dihasilkan lambung, Rabeprazole menawarkan bantuan dari gejala yang menyakitkan, sering dipakai sendirian atau dikombinasikan dengan obat lain.
Dosis Rabeprazole
Rabeprazole tersedia dalam bentuk tablet dan kapsul dan dosis penggunaannya berbeda tergantung pada jenis masalah gastrik yang diobati. Contoh dosis rabeprazole yang direkomendasikan:
- Untuk tukak lambung atau ulkus duodenum pada dewasa: 20 mg sekali sehari selama 4—12 minggu.
- Untuk GERD pada dewasa: 20 mg sekali sehari selama 4—8 minggu, dengan dosis pemeliharaan 10—20 mg setiap hari.
- Untuk infeksi Helicobacter pylori pada dewasa: 20 mg, disertai dengan clarithromycin 500 mg dan amoxicillin 1.000 mg, sebanyak dua kali sehari.
Aturan Pakai Rabeprazole
Gunakan Rabeprazole sesuai anjuran dokter dan petunjuk yang tersedia di kemasan. Untuk bentuk tablet, konsumsilah baik sebelum atau setelah makan dan telan dengan air, tanpa membelah tablet. Sementara kapsul diambil 30 menit sebelum makan dan tidak boleh dihancurkan. Jangan lupa untuk minum obat ini secara teratur serta konsultasikan dengan dokter jika akan berhenti konsumsi, walau gejala sudah mereda. Selain itu, selama penggunaan Rabeprazole jangka panjang, perhatikan saran dokter untuk mengonsumsi suplemen vitamin D dan kalsium.
Efek Samping Rabeprazole
Berbagai efek samping dapat muncul akibat konsumsi Rabeprazole, termasuk:
- Sakit kepala
- Gangguan pencernaan seperti diare atau sembelit
- Mual
- Ketidaknyamanan perut
Efek samping yang lebih serius termasuk gejala lupus, gangguan ritme jantung, atau ciri penyakit hati dan ginjal. Cari bantuan medis sesegera mungkin jika mengalami gejala serius ini.
Peringatan dan Perhatian saat Pakai Rabeprazole
Ada beberapa hal penting yang perlu diamati sebelum menggunakan Rabeprazole, antara lain:
- Memberitahukan dokter tentang riwayat alergi, terutama alergi terhadap kelompok penghambat pompa proton.
- Mendiskusikan dengan dokter tentang riwayat kondisi kesehatan yang dialami termasuk penyakit ginjal, gangguan hati, kekurangan magnesium, osteoporosis, penyakit pernapasan, atau lupus.
- Menginformasikan dokter tentang penggunaan suplemen, herbal, atau obat lainnya seperti rilpivirine.
- Mengunjungi dokter segera apabila terjadi reaksi alergi obat atau menunjukkan gejala overdosis.
Efek Rabeprazole untuk Ibu Hamil dan Menyusui
Rabeprazole masuk dalam kategori C yang berarti obat ini harus digunakan dengan hati-hati selama kehamilan dan harus mempertimbangkan balans antara manfaat dan risiko. Adapun untuk ibu menyusui, belum diketahui apakah Rabeprazole dapat terdistribusi ke dalam ASI atau tidak. Sangat penting untuk berkonsultasi dengan dokter sebelum menggunakan obat ini selama kehamilan atau masa menyusui.
Interaksi Rabeprazole dengan Obat Lain
Rabeprazole memiliki kemungkinan interaksi dengan beberapa jenis obat, yang berpotensi mengakibatkan:
- Penurunan kadar obat tertentu seperti erlotinib atau ketoconazole dalam darah.
- Risiko hipomagnesemia saat digabungkan dengan diuretik tertentu.
- Peningkatan kadar methotrexate, saquinavir, atau tacrolimus dalam darah.
- Risiko pendarahan lebih tinggi ketika dikombinasikan dengan warfarin.
