Salbutamol

    Salbutamol dipergunakan sebagai penanganan untuk kesulitan bernapas yang disebabkan oleh penyempitan pada saluran udara lungs (bronkospasme). Formulasi yang tersedia dari salbutamol mencakup inhaler, tablet, sirup, dan injeksi.

    Golongan obat: Bronkodilator Merek dagang: Astharol, Azmacon, Bronchosal, Dilatamol, Fartolin, Glisend, Glitaven, Lasal Nebu, Proast, Salbutamol Sulfate, Salbuven, Suprasma, Velutine, Ventolin Nebules, Ventolin Inhaler, Combivent UDV, Saltam

    Apa itu Salbutamol?

    Salbutamol merupakan salah satu obat yang ditujukan untuk mengatasi sesak nafas terkait bronkospasme. Obat ini bertindak dengan meregangkan otot-otot pada saluran napas yang menyempit, memungkinkan udara mengalir dengan lebih baik ke paru-paru. Salbutamol memiliki respon yang cepat, dengan efek yang dapat dirasakan hanya dalam hitungan menit dan bertahan antara 3 hingga 5 jam. Obat ini sering diresepkan untuk mereka yang memiliki masalah asma atau PPOK, dan juga bisa digunakan sebagai pencegahan terhadap sesak napas yang ditimbulkan oleh aktivitas fisik seperti olahraga.

    Dosis Salbutamol

    Salbutamol hadir dalam variasi bentuk seperti aerosol yang dihirup melalui inhaler, cairan inhalasi yang digunakan dengan nebulizer, tablet, serta sirup. Dosis yang disarankan akan bervariasi berdasarkan bentuk obat dan tingkat keparahan kondisi:

    • Inhaler (aerosol): 1-2 hirup tiap 4-6 jam untuk bronkospasme akut, 1-2 hirup 10-15 menit sebelum berolahraga untuk pencegahan.
    • Nebulizer (cairan inhalasi): 2,5-5 mg, 3-4 kali sehari untuk gangguan bronkospasme berat ataupun PPOK bagi dewasa dan anak-anak ≥4 tahun.
    • Tablet atau sirup: 2-4 mg, 3-4 kali sehari untuk dewasa dan anak >12 tahun. Dosis maksimal hingga 8 mg, sedangkan untuk anak 7-12 tahun adalah 2 mg dan usia 2-6 tahun 1-2 mg.
    • Injeksi: 50 mcg tiap 4 jam IM atau SC, 250 mcg IV sekali suntik untuk kondisi bronkospasme berat pada dewasa dan anak ≥12 tahun.

    Aturan Pakai Salbutamol

    Dalam penggunaan salbutamol, sangat penting untuk mengikuti arahan dokter dan memerhatikan petunjuk yang tertera di kemasan. Tidak boleh sembarangan menambah, mengurangi dosis, ataupun menghentikan pengobatan tanpa berkonsultasi dengan dokter. Salbutamol inhaler harus dipakai dengan hati-hati, memastikan kebersihan, mengocoknya dahulu, lalu hisap obat saat menekan botol inhaler. Untuk salbutamol nebulizer, penggunaannya lebih sering dilakukan oleh profesional di rumah sakit, namun bisa juga digunakan di rumah dengan peralatan yang bersih. Tablet atau sirup salbutamol diminum dengan air putih, dan pastikan untuk mengikuti jadwal dosis dengan benar.

    Efek Samping Salbutamol

    Adapun efek samping yang mungkin timbul dari penggunaan salbutamol antara lain:

    • Pusing
    • Sakit kepala
    • Batuk
    • Rasa gelisah
    • Getaran pada tangan dan kaki
    • Nyeri otot

    Gejala-gejala ini sebagian besar ringan dan akan mereda dengan sendirinya. Namun, segera cari pertolongan medis jika efek samping tidak membaik, menjadi lebih serius, atau jika terjadi reaksi alergi obat.

    Peringatan dan Perhatian saat Pakai Salbutamol

    Sejumlah tindakan pencegahan harus diambil sebelum dan selama menggunakan salbutamol, di antaranya:

    • Informasikan kepada dokter mengenai riwayat alergi.
    • Diskusikan dengan dokter jika memiliki intoleransi laktosa atau alergi susu.
    • Beritahu dokter bila memiliki atau pernah mengalami kondisi kesehatan tertentu seperti hipertiroidisme, hipertensi, atau diabetes.
    • Hindari mengemudi atau mengoperasikan mesin berat pasca penggunaan jika merasa pusing.
    • Sampaikan penggunaan obat lain termasuk suplemen dan produk herbal.
    • Konsultasi dengan dokter terkait kehamilan atau menyusui.
    • Langsung cari bantuan medis saat mengalami gejala alergi obat atau overdosis salbutamol.

    Efek Salbutamol untuk Ibu Hamil dan Menyusui

    Salbutamol termasuk dalam kategori C, artinya belum ada penelitian yang cukup pada wanita hamil. Efek samping pada janin mungkin saja terjadi, sehingga salbutamol hanya boleh digunakan bila manfaat yang diperoleh lebih besar dari risiko. Bagi ibu menyusui, penting untuk melakukan konsultasi dengan dokter karena belum diketahui apakah salbutamol dapat terdeteksi dalam ASI atau tidak.

    Interaksi Salbutamol dengan Obat Lain

    Salbutamol dapat berinteraksi dengan obat-obatan seperti:

    • Antidepresan MAOI dan trisiklik yang meningkatkan risiko efek kardiovaskular.
    • Obat golongan beta-blocker yang dapat mengurangi efektivitas salbutamol.
    • Kortikosteroid, teofilin, atau diuretik yang dapat menyebabkan hipokalemia.

    Pastikan untuk menyimpan catatan obat yang sedang dikonsumsi dan informasikan kepada dokter guna menghindari interaksi yang membahayakan.

    Mau konsultasi seputar obat dan kesehatan?

    Tanya Apoteker
    Catatan
    FAVO Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
    Kembali ke blog

    Produk Rekomendasi

    Tutup

    -

    Artikel terkait