Salmeterol

    Salmeterol merupakan salah satu pilihan pengobatan yang bertujuan untuk meredakan gejala asma dan penyakit paru obstruktif kronis (PPOK). Obat ini efektif dalam mencegah timbulnya gejala seperti sesak napas, batuk, serta kesulitan bernapas akibat kondisi-kondisi tersebut.

    Golongan obat: Bronkodilator jenis long acting beta agonist (LABA) Merek dagang: Flutias 50, Flutias 125, Flusal 250, Respitide, Salmeflo, Seretide 50, Seretide Diskus, Seretide Diskus 100.

    Apa itu Salmeterol?

    Salmeterol adalah bronkodilator dari golongan long acting beta agonist (LABA) yang berfungsi untuk membantu memperlebar jalur udara di paru-paru. Ini membantu peningkatan aliran udara dan memudahkan pasien untuk bernapas. Salmeterol digunakan sebagai pengendali gejala asma yang kronis dan PPOK, termasuk bronkitis kronis dan emfisema. Salmeterol tidak dirancang sebagai obat penyembuh untuk kondisi tersebut dan jika digunakan dalam pengobatan asma, harus sebagai tambahan ketika steroid inhalasi dosis tinggi tidak cukup efektif.

    Dosis Salmeterol

    Salmeterol diberikan dalam bentuk larutan, serbuk, dan aerosol. Dosisnya disesuaikan berdasarkan kondisi dan kebutuhan pasien.

    Dosis untuk pencegahan dan kontrol gejala asma kronis:

    • Dewasa: 50-100 mcg, dua kali sehari.
    • Anak-anak usia 4-12 tahun: 50 mcg, dua kali sehari.

    Dosis untuk kendali gejala PPOK:

    • Dewasa: 50 mcg, dua kali sehari.

    Untuk pencegahan asma akibat olahraga, baik untuk dewasa maupun anak di atas usia 4 tahun, dosisnya 50 mcg, sekitar 30 menit sebelum berolahraga.

    Aturan Pakai Salmeterol

    Penggunaan salmeterol harus tepat sesuai anjuran medis dan instruksi pada kemasan. Jangan mengubah dosis tanpa konsultasi dengan dokter. Saat menggunakan aerosol, pastikan moncong inhaler berada di dalam mulut dan tarik napas dalam sebelum menguncinya kembali. Bilas mulut setelah penggunaan untuk menghindari iritasi. Untuk larutan salmeterol, ikuti petunjuk dokter dan pastikan bersihkan nebulizer dengan baik. Jangan lupa gunakan obat pada waktu yang sama setiap hari dan jangan henti penggunaan tanpa berbicara dengan dokter terlebih dahulu.

    Efek Samping Salmeterol

    Penggunaan salmeterol bisa menimbulkan beberapa efek samping seperti:

    • Sakit kepala
    • Suara serak
    • Detak jantung yang cepat
    • Perasaan gugup
    • Sakit perut
    • Batuk berdahak
    • Sakit telinga
    • Pilek atau hidung tersumbat
    • Nyeri sendi atau otot
    • Mulut kering
    • Gangguan tidur

    Jika efek samping tersebut sangat mengganggu atau tidak mereda, segera cari bantuan medis. Segera ke dokter jika mengalami gejala reaksi alergi atau efek samping serius seperti nyeri dada, tremor, atau kejang.

    Peringatan dan Perhatian saat Pakai Salmeterol

    Perhatikan peringatan berikut sebelum menggunakan Salmeterol:

    • Jangan gunakan jika alergi terhadap komponen obat, terutama protein susu.
    • Hindari penggunaan pada serangan asma atau PPOK yang parah.
    • Informasikan pada dokter tentang kehamilan, menyusui, atau rencana kehamilan.
    • Beritahu dokter jika memiliki riwayat penyakit kardiovaskular, kejang, diabetes, hipertiroidisme, gangguan liver, atau hipokalemia.
    • Diskusikan penggunaan obat lain yang bisa berinteraksi dengan salmeterol.
    • Segera cari pertolongan medis jika terjadi reaksi alergi, efek samping serius, atau overdosis setelah penggunaan salmeterol.

    Efek Salmeterol untuk Ibu Hamil dan Menyusui

    Penggunaan salmeterol pada ibu hamil kategori C, harus dengan pertimbangan manfaat lebih besar daripada risiko. Masih belum diketahui apakah obat ini masuk ke dalam ASI. Oleh karena itu, gunakan hanya setelah berbicara dengan dokter saat menyusui.

    Interaksi Salmeterol dengan Obat Lain

    Ada kemungkinan bahwa salmeterol dapat berinteraksi dengan obat lain, yang mungkin termasuk:

    • Risiko efek samping bertambah jika digunakan bersama ritonavir atau ketoconazole.
    • Penurunan keefektifan salmeterol jika digunakan bersama penghambat beta.
    • Peningkatan risiko hipokalemia jika digunakan bersama obat diuretik.
    • Peningkatan risiko efek samping yang berbahaya saat digunakan dengan MAOI atau antidepresan trisiklik.
    • Risiko gangguan irama jantung bertambah jika digunakan bersama amiodarone, procainamide, quinidine, atau erythromycin.

    Pastikan untuk memberi tahu dokter tentang semua obat yang sedang digunakan untuk menghindarkan potensi interaksi yang membahayakan.

    Mau konsultasi seputar obat dan kesehatan?

    Tanya Apoteker
    Catatan
    FAVO Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
    Kembali ke blog

    Produk Rekomendasi

    Tutup

    -

    Artikel terkait