Sorafenib

    Sorafenib umum digunakan dalam pengobatan berbagai jenis kanker, termasuk ginjal, tiroid dan hati. Obat ini bertindak sebagai penghambat yang efektif dalam menekan pertumbuhan sel kanker, khususnya untuk kasus yang sudah menyebar dan tidak dapat diatasi dengan pembedahan.

    Golongan obat: inhibitor kinase Merek dagang: Nexavar

    Apa itu Sorafenib?

    Sorafenib adalah obat antineoplastik dari kelas inhibitor kinase yang digunakan dalam terapi kanker dengan mekanisme menghambat enzim tirosin kinase, yang esensial bagi pertumbuhan sel kanker. Penghambatan ini membantu menghentikan proliferasi dan dispersi sel kanker dalam tubuh.

    Dosis Sorafenib

    Dokter akan menentukan dosis sorafenib yang sesuai dengan jenis dan stadium kanker yang dihadapi oleh pasien. Umumnya, dosis yang direkomendasikan adalah 400 mg, diminum dua kali per hari untuk mengobati kanker ginjal, hati, dan tiroid.

    Aturan Pakai Sorafenib

    Pastikan untuk mengonsumsi sorafenib sesuai anjuran dokter dan instruksi yang tertera pada kemasan. Obat ini idealnya diminum ketika perut kosong untuk penyerapan yang optimal. Apabila terlewat dosis, konsumsi segera kecuali hampir waktunya dosis berikutnya; jangan rangkap dosis. Kontrol kesehatan secara berkala diperlukan selama terapi untuk memantau efek obat ini.

    Efek Samping Sorafenib

    Ada beberapa efek samping yang mungkin timbul selama penggunaan Sorafenib, diantaranya meliputi:

    • Mual dan muntah
    • Diare atau konstipasi
    • Timbulnya sariawan
    • Penurunan nafsu makan
    • Kerontokan rambut
    • Kelelahan yang tidak biasa
    • Penurunan berat badan
    • Kulit menjadi kering
    • Sakit kepala
    • Perasaan mulut kering
    • Tinnitus
    • Sakit lambung
    • Nyeri otot atau sendi Sebaiknya berkonsultasi dengan dokter apabila efek samping ini terjadi dan mencari bantuan medis segera jika mengalami gejala serius termasuk reaksi alergi.

    Peringatan dan Perhatian saat Pakai Sorafenib

    Sorafenib harus digunakan dengan perhatian khusus setelah mendiskusikan kondisi kesehatan secara keseluruhan dengan dokter. Harap perhatikan:

    • Riwayat alergi
    • Riwayat penyakit tertentu seperti problem peredaran darah, jantung, tekanan darah tinggi, liver, gangguan elektrolit, tiroid, atau diabetes
    • Riwayat aritmia, masalah EKG, atau henti jantung dini di keluarga
    • Penggunaan alat kontrasepsi selama terapi dan hingga beberapa bulan setelahnya
    • Memberitahu dokter jika berencana menjalani pengobatan lain atau operasi
    • Komunikasi dengan dokter mengenai kehamilan, menyusui, dan obat lain yang dikonsumsi

    Efek Sorafenib untuk Ibu Hamil dan Menyusui

    Sorafenib diklasifikasikan sebagai Kategori D terkait kehamilan, yang artinya bisa berisiko pada janin namun masih dapat digunakan dalam kondisi tertentu. Penggunaannya pada periode menyusui tidak dianjurkan karena kemungkinan risiko efek samping pada bayi.

    Interaksi Sorafenib dengan Obat Lain

    Ketika digunakan bersama obat lain, Sorafenib dapat menyebabkan interaksi yang mempengaruhi efektifitas dan risiko efek samping, contohnya:

    • Peningkatan efek samping dari paclitaxel carboplatin
    • Potensi komplikasi dengan warfarin
    • Efektivitas sorafenib berkurang bila dikombinasikan dengan carbamazepine, phenobarbital, dexamethasone, phenytoin, atau rifampicin
    • Kenaikan kadar obat seperti doxorubicin atau docetaxel
    • Risiko gangguan irama jantung dengan antiaritmia Konsultasikan dengan dokter untuk menghindari interaksi yang berpotensi merugikan.

    Mau konsultasi seputar obat dan kesehatan?

    Tanya Apoteker
    Catatan
    FAVO Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
    Kembali ke blog

    Produk Rekomendasi

    Tutup

    -

    Artikel terkait