Streptomycin

    Antibiotik streptomycin digunakan untuk menangani berbagai infeksi bakterial termasuk tuberkulosis. Ia menghambat perkembangan bakteri dengan menginterupsi proses pembuatan protein esensial yang dibutuhkan oleh bakteri untuk bertahan hidup. Sehingga, berakibat pada kematian bakteri tersebut.

    Golongan obat: Antibiotik aminoglikosida Merek dagang: Streptomycin Sulphate Meiji, Streptomycin Sulphate

    Apa itu Streptomycin?

    Streptomycin adalah obat antibiotik yang efektif untuk mengatasi beragam infeksi bakteri seperti tularemia, endokarditis bakteri, pes, brucellosis, meningitis, pneumonia, dan infeksi saluran kemih. Obat ini berfungsi dengan cara menghentikan produksi protein penting pada bakteri, yang akhirnya akan membunuh bakteri. Penggunaan streptomycin sebaiknya hanya untuk kondisi yang disebabkan oleh bakteri, bukan virus seperti influenza.

    Dosis Streptomycin

    Streptomycin diadministrasikan melalui injeksi intramuskular oleh profesional medis. Dosis yang dianjurkan bergantung pada jenis infeksi dan kondisi pasien:

    • Tuberkulosis
      • Dewasa: 15 mg/kgBB setiap hari atau 25-35 mg/kgBB 1-3 kali per minggu dengan dosis per kali pemberian maksimal 1,5 gram.
      • Anak-anak: 20-40 mg/kgBB setiap hari atau 25-30 mg/kgBB 2-3 kali per minggu dengan dosis per kali pemberian maksimal 1,5 gram.
    • Kondisi lainnya mencakup dosis berbeda untuk tularemia, pes (plague), endokarditis bakteri, brucellosis, meningitis, pneumonia, serta infeksi saluran kemih, dengan details dosis yang telah diuraikan sesuai kelompok umur.

    Aturan Pakai Streptomycin

    Streptomycin diperuntukkan melalui injeksi intramuskular yang dilakukan oleh tenaga medis berkompeten. Pasien disarankan untuk mengonsumsi air yang cukup untuk mengurangi potensi gangguan ginjal. Jangan menghentikan pengobatan tanpa petunjuk meskipun gejala sudah mereda. Kontrol kesehatan secara rutin sesuai anjuran dokter sangat disarankan termasuk melakukan pemeriksaan tekanan darah, tes darah lengkap, atau cek faktor pembekuan darah secara berkala.

    Efek Samping Streptomycin

    Berikut adalah beberapa efek samping yang mungkin terjadi setelah mengonsumsi streptomycin:

    • Gangguan pencernaan seperti mual dan muntah
    • Sakit kepala
    • Sensasi pusing atau kehilangan keseimbangan
    • Nyeri pada lokasi suntikan

    Pasien harus segera konsultasi dokter apabila efek samping tersebut berkepanjangan atau bertambah parah. Lebih lanjut, sangat penting untuk memperhatikan gejala-gejala serius seperti gangguan pendengaran, kesemutan, atau reaksi alergi dan segera memeriksakan diri ke dokter.

    Peringatan dan Perhatian saat Pakai Streptomycin

    Sebelum menggunakan streptomycin, berbagai pantangan dan perhatian harus diperhatikan, antara lain:

    • Riwayat alergi, terutama jika sensitif terhadap antibiotik aminoglikosida
    • Kondisi medis saat ini atau masa lalu seperti penyakit ginjal atau gangguan pendengaran
    • Rencana vaksinasi dengan vaksin hidup atau prosedur operasi yang akan datang
    • Status kehamilan dan menyusui serta penggunaan simultan dengan obat, suplemen, atau herbal lain

    Vigilans tinggi diperlukan saat muncul reaksi alergi obat atau jika Anda merasakan efek samping serius dari streptomycin.

    Efek Streptomycin untuk Ibu Hamil dan Menyusui

    Ketika diperlukan dalam kondisi tertentu, streptomycin dibolehkan untuk ibu hamil dengan penilaian bahwa manfaat lebih besar ketimbang risiko pada janin (Kategori D). Tim medis sebaiknya mempertimbangkan penggunaannya secara hati-hati. Sementara untuk ibu menyusui, streptomycin bisa berpindah ke dalam ASI dan berpotensi memberikan efek pada bayi, oleh karena itu penggunaan obat ini harus atas rekomendasi dokter.

    Interaksi Streptomycin dengan Obat Lain

    Penggunaan streptomycin bersamaan dengan obat lain dapat menimbulkan beberapa interaksi, seperti:

    • Risiko kerusakan ginjal atau sistem saraf dapat meningkat jika digunakan bersama obat-obat tertentu seperti cefpirome dan antibiotik lain seperti kanamycin atau gentamicin
    • Gangguan pendengaran dan kerusakan ginjal lebih mungkin terjadi bila dikonsumsi dengan manitol atau furosemide
    • Obat pelemas otot seperti pancuronium bisa meningkatkan efek sampingnya
    • Konsentrasi streptomycin dalam darah akan bertambah jika dikombinasikan dengan quinidine atau NSAID

    Pengaruh pada vaksin hidup juga harus dipertimbangkan. Pasien harus selalu memberitahukan kepada dokter obat apa saja yang sedang dikonsumsi untuk menghindari interaksi yang tidak diinginkan.

    Mau konsultasi seputar obat dan kesehatan?

    Tanya Apoteker
    Catatan
    FAVO Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
    Kembali ke blog

    Produk Rekomendasi

    Tutup

    -

    Artikel terkait