Gliclazide (Glikazid)

    Penderita diabetes memerlukan perubahan diet dan gaya hidup, serta pemakaian obat-obatan antidiabetes sebagai bagian dari pengobatan. Gliclazide adalah salah satu opsi obat antidiabetes yang mungkin direkomendasikan oleh dokter.

    Golongan obat: Antidiabetes Merek dagang gliclazide: Generik, Glukolos, Gored, Glikamel, Diamicron, Pedab, Glicab, Glucodex, Glucored, Xepabet, Fonylin MR, Linodiab, Glidex.

    Apa itu obat gliclazide?

    Gliclazide merupakan obat yang digunakan dalam pengelolaan kadar gula darah pada pasien dengan diabetes tipe 2. Obat ini diberikan kepada pasien yang tidak memerlukan insulin dalam manajemen diabetesnya. Selain penggunaan obat, pasien disarankan untuk mengikuti pola makan yang sehat dan berolahraga secara teratur guna menekan risiko komplikasi akibat kadar gula darah yang tinggi seperti serangan jantung, stroke, kerusakan ginjal, gangguan sirkulasi darah, dan kehilangan penglihatan. Gliclazide hanya dapat dibeli melalui resep dokter dan merupakan bagian dari pengobatan komprehensif terhadap diabetes.

    Dosis gliclazide

    Berdasarkan informasi dari BPOM, gliclazide tersedia dalam tablet dengan dosis mulai dari 40 mg, 60 mg, hingga 80 mg, serta dalam bentuk tablet pelepasan lambat 60 mg. Untuk dosis awal pada orang dewasa adalah 30 mg per hari untuk jenis pelepasan lambat dan 40 - 80 mg per hari untuk jenis tablet biasa, untuk dikonsumsi selama sarapan. Dosis dapat ditingkatkan hingga maksimal 120 mg per hari untuk pelepasan lambat dan 320 mg per hari untuk tablet biasa. Jika dosis harian melebihi 160 mg, disarankan untuk membagi dosis menjadi dua kali konsumsi, yaitu pada pagi dan sore hari.

    Aturan Pakai Gliclazide

    Tablet gliclazide harus ditelan secara utuh dengan air dan dikonsumsi secara konsisten pada waktu yang sama setiap hari. Setelah mengonsumsi obat, penting bagi pasien untuk makan guna mencegah efek samping. Dosis harian yang disarankan berkisar 1 - 8 tablet, tergantung respons pasien terhadap obat. Jika dosis harian melebihi 160 mg, bagi konsumsi menjadi pagi dan sore. Sebaiknya tidak meningkatkan dosis tanpa petunjuk dokter, dan jika lupa minum obat, segera konsumsi sesuai dosis tanpa menggandakannya.

    Efek Samping Gliclazide

    Gliclazide dapat menimbulkan beberapa efek samping dari yang ringan hingga yang serius. Efek samping umum yang dapat terjadi antara lain:

    • hipoglikemia
    • kulit pucat
    • memar
    • radang tenggorokan
    • demam
    • kelelahan
    • sulit bernapas
    • mimisan
    • menggigil Sementara efek samping serius termasuk:
    • disfungsi hati yang ditandai dengan jaundice
    • reaksi alergi kulit yang parah
    • reaksi hipersensitif terhadap sinar matahari
    • gangguan pencernaan seperti mual, muntah, dan diare
    • penglihatan yang kabur.

    Peringatan dan Perhatian saat Pakai Gliclazide

    Beberapa kondisi memerlukan perhatian khusus saat mengonsumsi gliclazide, di antaranya adalah:

    • adanya alergi terhadap gliclazide atau obat serupa seperti sulphonylureas dan hypoglycemic sulphonamides
    • pasien diabetes tipe 1 yang bergantung pada insulin
    • gangguan parah pada fungsi ginjal atau hati
    • komplikasi diabetes dengan keberadaan ketosis atau asidosis
    • penggunaan obat antijamur
    • kondisi pasca-operasi atau cedera
    • penyakit porphyria yang memengaruhi hati atau sumsum tulang Penting juga untuk memberitahukan kepada dokter jika pasien mengalami gejala hipoglikemia seperti kebingungan atau kejang.

    Efek Gliclazide untuk Ibu Hamil dan Menyusui

    Gliclazide tidak disarankan untuk dikonsumsi selama kehamilan dan menyusui. Jika sedang hamil, menyusui, atau berencana hamil, pasien harus memberi tahu dokter agar dapat mendapatkan pengobatan yang tepat untuk kondisi tersebut. Bagi ibu menyusui, diketahui bahwa sebagian kecil gliclazide dapat muncul di dalam ASI.

    Interaksi Gliclazide dengan Obat Lain

    Gliclazide dapat berinteraksi dengan beragam jenis obat lain, diantaranya adalah:

    • ACE inhibitor
    • Obat diabetes lain seperti acarbose, insulin, atau metformin
    • Beta blocker seperti metoprolol, propranolol, timolol
    • Sulfonamide dan phenylbutazone
    • Clarithromycin dan obat antiperadangan non-steroid (NSAID) seperti ibuprofen
    • Chlorpromazine, glucocorticoids, ritodrine, salbutamol, terbutaline
    • Antikoagulan dan miconazole

    Simpan catatan obat yang dikonsumsi dan diskusikan dengan dokter untuk pencegahan interaksi yang tidak diinginkan.

    Mau konsultasi seputar obat dan kesehatan?

    Tanya Apoteker
    Catatan
    FAVO Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
    Kembali ke blog

    Produk Rekomendasi

    Tutup

    Ditinjau secara medis oleh apt. Diana Fatria, S. Farm

    Artikel terkait