Amfoterisin B (Amphotericin B)

    Amfoterisin B, yang juga dikenal sebagai amphotericin B, merupakan obat antijamur yang digunakan untuk mengobati infeksi jamur serius. Obat ini hanya bisa diperoleh dengan resep dokter dan tersedia dalam bentuk salep mata dan cairan injeksi di Indonesia.

    Golongan obat: Antifungi Merek dagang: Fungicid

    Apa itu Amfoterisin B?

    Amfoterisin B digunakan dalam pengobatan infeksi jamur sistemik berat seperti histoplasmosis, meningitis jamur Cryptococcus, blastomycosis, aspergillosis, dan coccidioidomycosis. Obat ini efektif pula terhadap infeksi mata seperti keratitis yang disebabkan oleh jamur Candida. Pasien HIV yang menderita infeksi jamur parah dan individu dengan neutropenia, yaitu penurunan jumlah neutrofil yang dapat mengurangi pertahanan terhadap infeksi, juga dapat dirawat dengan amfoterisin B. Menurut Nelson Textbook of Pediatrics, obat ini bekerja dengan merusak lapisan pelindung jamur yang menyebabkan jamur tidak dapat bertahan.

    Dosis Amfoterisin B

    Amfoterisin B hadir dalam bentuk salep mata dengan kandungan 1% dan 3% amfoterisin B, setara dengan 10 mg per gram. Cairan injeksinya mengandung 5 mg/ml amfoterisin B. Berikut ini adalah dosis yang direkomendasikan untuk injeksi:

    • Dewasa: Awalnya 1 mg/kg untuk test toleransi dengan infus 20-30 menit dan durasi 2-6 jam per hari. Dosis rutin dimulai dengan 0,25 mg/kg hingga pelan-pelan ditingkatkan hingga dosis harian 0,5-0,7 mg/kg, namun tidak boleh melebihi 1,5 mg/kg per hari, dengan durasi terapi hingga 11 bulan.
    • Anak-anak: Sama seperti dosis dewasa, awali dengan 1 mg untuk toleransi. Dosis rutin mulai dari 0,25 mg/kg, terutama pada kasus yang serius mungkin diperlukan 0,3 mg/kg. Peningkatan dosis secara bertahap seperti pada dewasa. Khusus pasien bayi, dosis tetap 1 mg/kg sehari dan tidak boleh lebih dari 1,5 mg/kg per hari.

    Untuk keratitis, gunakan salep mata dalam dosis 1,5-5 mg/ml sesuai petunjuk medis.

    Aturan Pakai Amfoterisin B

    Untuk penggunaan jenis suntikan, terlebih dahulu harus dilakukan pengujian dosis awal untuk mengamati reaksi tubuh pasien dan hanya dapat disuntikkan oleh tenaga medis professional. Sedangkan untuk salep mata, hendaknya cuci tangan terlebih dahulu, miringkan kepala ke atas, tarik kelopak mata bawah dan tekan tube salep di sepanjang kelopak mata. Berhati-hatilah agar ujung tube tidak mengenai mata Anda, kemudian tutup mata sebentar dan kedipkan beberapa kali.

    Efek Samping Amfoterisin B

    Beberapa efek samping saat menggunakan amfoterisin B bisa terjadi, meliputi:

    • Nyeri perut dan kram
    • Heartburn atau nyeri di area lambung
    • Diare
    • Penurunan berat badan
    • Nyeri otot, tulang atau sendi
    • Kekurangan energi
    • Ruam atau pembengkakan pada area suntikan
    • Kulit terlihat pucat
    • Napas yang pendek
    • Pusing dan sakit kepala
    • Kedinginan pada tangan dan kaki

    Efek samping yang serius mungkin termasuk ruam di tubuh, mengi, susah bernapas, kulit dan mata kuning, serta berkurangnya volume urine.

    Peringatan dan Perhatian saat Pakai Amfoterisin B

    Berbicaralah dengan dokter jika Anda memiliki alergi terhadap amfoterisin B atau komponen lain pada obat ini. Perhatikan juga jika Anda memiliki kondisi berikut karena mungkin memerlukan penyesuaian dosis atau perhatian khusus:

    • Penerimaan transfusi sel darah putih
    • Penyakit di area jantung
    • Masalah fungsi ginjal
    • Diabetes
    • Gangguan keseimbangan elektrolit
    • Sedang menjalani terapi radiasi
    • Baru saja atau akan menjalani operasi

    Amfoterisin B hanya disarankan bagi kasus infeksi jamur yang mengancam jiwa, bukan untuk kondisi jamur ringan seperti keputihan atau seriawan.

    Efek Amfoterisin B untuk Ibu Hamil dan Menyusui

    Amfoterisin B mungkin dianggap cukup aman bagi wanita hamil berdasarkan penelitian pada hewan yang tidak menunjukkan risiko yang signifikan. Namun, belum ada bukti konklusif pada manusia. Substansi dari obat ini belum diketahui apakah terdapat dalam ASI, dan mempertimbangkan risiko reaksi obat yang bisa serius bagi bayi, pemberian pada ibu menyusui harus mempertimbangkan manfaat yang lebih besar dibandingkan potensi efek sampingnya.

    Interaksi Obat Amfoterisin B dengan Obat Lain

    Amfoterisin B dapat berinteraksi dengan berbagai jenis obat yang mengandung bahan aktif berikut ini:

    • Antineoplastic agents
    • Kortikosteroid dan kortikotropin (ACTH)
    • Digitalis glycosides
    • Flucytosine
    • Imidazole
    • Aminoglycoside
    • Cyclosporine
    • Pentamidine
    • Tubocurarine

    Penting untuk menyimpan catatan tentang semua obat yang dikonsumsi dan memberi tahu dokter untuk mencegah interaksi obat yang dapat menyebabkan efek samping.

    Mau konsultasi seputar obat dan kesehatan?

    Tanya Apoteker
    Catatan
    FAVO Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
    Kembali ke blog

    Produk Rekomendasi

    Tutup

    Ditinjau secara medis oleh apt. Diana Fatria, S. Farm

    Artikel terkait