Diazepam

    Diazepam kerap dipakai untuk mengatasi kejang dan merilekskan otot yang tegang. Obat ini juga sering digunakan sebagai penenang sebelum tindakan medis dan mengobati gangguan kecemasan yang serius serta gejala penarikan alkohol.

    Golongan obat: benzodiazepine Merek dagang: Analsik, Diazepam, Nozepav, Potensik, Valdimex, Valium, Valisanbe

    Apa itu Diazepam?

    Diazepam adalah obat yang termasuk dalam kategori benzodiazepine, berfungsi meningkatkan efek asam gamma-aminobutirat (GABA) yang merupakan zat alami di otak yang berpengaruh menurunkan rangsangan saraf. Efek yang ditimbulkannya termasuk perasaan tenang, relaksasi, dan mengantuk, sehingga obat ini bisa dimanfaatkan sebagai penghilang kecemasan, antikejang, dan pelemas otot.

    Dosis Diazepam

    Dosis diazepam disesuaikan oleh dokter berdasarkan usia, kondisi kesehatan, dan respon pengobatan pasien. Diazepam hadir dalam bentuk tablet, sirop, enema, dan suntikan, yang digunakan dengan indikasi dan dosis tertentu sesuai tujuan penggunaan:

    • Melemaskan otot: Dewasa dapat diberikan 2–15 mg/hari dalam beberapa dosis terbagi, dapat ditingkatkan hingga 60 mg untuk kondisi kejang otot yang berat; lansia 1–7,5 mg/hari; anak 2–40 mg/hari.
    • Mengatasi kejang pada epilepsi: Dewasa 2–10 mg, 2–4 kali sehari.
    • Menangani gangguan kecemasan yang berat: Dewasa 2–10 mg, 2–4 kali sehari; lansia 1–5 mg, 2–4 kali sehari; anak-anak 1–2,5 mg, 3–4 kali sehari.
    • Menangani insomnia terkait gangguan kecemasan: Dewasa 5–15 mg sebelum tidur; lansia 2,5–7,5 mg.
    • Menangani gejala putus alkohol: Dewasa 10 mg, 3–4 kali pada hari pertama, lalu 5 mg 3–4 kali sehari; lansia 5 mg, lalu 2,5 mg sesuai kebutuhan.
    • Penenang sebelum operasi: Dewasa 5–20 mg; lansia 2,5–10 mg; anak-anak 2–10 mg.

    Dosis diazepam enema dan suntikan akan diatur oleh dokter sesuai kondisi klinis pasien.

    Aturan pakai Diazepam

    Diazepam suntik harus diberikan oleh dokter. Untuk bentuk lain, ikuti petunjuk dokter dan label obat. Jangan meningkatkan atau mengurangi dosis tanpa izin dokter. Swallow diazepam tablets whole with water, and for syrup, measure the correct dose with the provided cup. If you miss a dose of diazepam tablet or syrup, take it as soon as you remember, but if the next schedule is close, skip the missed dose without doubling the next dose. Avoid consuming grapefruit during treatment, and follow all scheduled doctor's consultations to monitor the progress. Keep diazepam tablets or syrup in a cool place and out of children's reach.

    Efek Samping Diazepam

    Diazepam dapat menimbulkan beberapa efek samping, seperti:

    • Rasa kantuk
    • Pusing
    • Kelelahan
    • Penglihatan buram
    • Tergoyahkan keseimbangan
    • Sakit kepala
    • Rasa hangat di wajah dan leher
    • Gangguan pencernaan seperti mual, sakit perut, sembelit, atau diare
    • Otot kedutan

    Konsultasikan dengan dokter jika efek samping tidak mereda atau bertambah buruk. Cari bantuan medis segera jika terjadi reaksi alergi atau gejala serius lainnya seperti perubahan suasana hati, gangguan perilaku, masalah bicara atau pergerakan, penyakit kuning, atau kesulitan buang air kecil.

    Peringatan dan Perhatian saat Pakai Diazepam

    Beberapa perhatian sebelum menggunakan diazepam antara lain:

    • Informasikan tentang riwayat alergi anda.
    • Lakukan konsultasi dengan dokter mengenai kondisi medis tertentu seperti myasthenia gravis, gangguan penglihatan, porfiria akut, gangguan hati, sleep apnea, serta gangguan pernapasan atau mental tertentu.
    • Hindari konsumsi alkohol dan mengendarai kendaraan atau aktivitas yang memerlukan kewaspadaan penuh setelah minum diazepam.
    • Diskusikan penggunaan diazepam pada lansia atau anak-anak.
    • Beritahu dokter jika sedang, mungkin, atau berencana hamil, serta jika sedang menyusui.
    • Laporkan ke dokter jika Anda mengalami reaksi alergi, efek samping serius, atau overdosis.

    Efek Diazepam untuk Ibu Hamil dan Menyusui

    Diazepam tergolong dalam Kategori D bagi ibu hamil berarti ada risiko terhadap janin, namun pada kondisi tertentu, pemakaian dapat dibenarkan. Diazepam dapat masuk ke dalam ASI sehingga ibu menyusui dianjurkan untuk tidak menggunakan diazepam tanpa anjuran dokter.

    Interaksi Diazepam dengan Obat Lain

    Pemakaian diazepam bersama dengan obat-obat tertentu dapat memicu interaksi, termasuk:

    • Risiko tinggi gangguan pernapasan berat, koma, atau kematian jika digabung dengan opioid.
    • Efek samping meningkat ketika dikombinasikan dengan antipsikotik, antihistamin, antikonvulsan lain, antiansietas lain, obat bius, antidepresan MAOI, atau barbiturat.
    • Efek penenang meningkat ketika digunakan bersama zidovudine atau disulfiram.
    • Efek diazepam ditingkatkan oleh isoniazid, cimetidine, erythromycin, ketoconazole, atau omeprazole.
    • Efektivitas diazepam berkurang saat digunakan dengan rifampicin, carbamazepine, phenytoin, teofilin, atau antasida.

    Diazepam dapat berinteraksi juga dengan kafein atau produk herbal St John’s wort, serta peningkatan efek jika dikonsumsi bersama grapefruit.

    Mau konsultasi seputar obat dan kesehatan?

    Tanya Apoteker
    Catatan
    FAVO Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
    Kembali ke blog

    Produk Rekomendasi

    Tutup

    Ditinjau secara medis oleh apt. Diana Fatria, S. Farm

    Artikel terkait