Diltiazem

    Diltiazem merupakan obat yang diresepkan untuk mengatasi tekanan darah tinggi atau hipertensi serta untuk pencegahan angina, yang merupakan nyeri dada.

    Golongan obat: Antagonis kalsium Merek dagang: Cordila SR, Dilmen, Diltiazem, Farmabes, Herbesser

    Apa itu Diltiazem?

    Diltiazem adalah sebuah agen farmasi penting yang mempunyai kegunaan utama untuk mengurangi tekanan darah tinggi dan mencegah terjadinya angina. Ini adalah antagonis kalsium yang berfungsi dengan cara melebarkan pembuluh darah, yang pada akhirnya menurunkan tekanan darah serta mengurangi beban pada jantung saat memompa darah. Hal ini berkontribusi pada perbaikan aliran darah dan peningkatan oksigenasi ke seluruh bagian tubuh, khususnya ke jantung.

    Dosis Diltiazem

    Dosis diltiazem disesuaikan dengan umur pasien dan kondisi klinisnya. Bagi anak-anak, dosis ditentukan oleh dokter. Untuk dewasa, dosis awal yang umum pada hipertensi dengan kapsul lepas lambat adalah 90-120 mg dua kali sehari, yang bisa ditingkatkan hingga 360 mg per hari. Lansia mulai dengan 60 mg dua kali sehari, bisa ditingkatkan sampai 240 mg per hari. Untuk angina, dosis tablet cepat lepas adalah 30 mg empat kali sehari, yang bisa ditingkatkan sampai 360 mg per hari. Kapsul lepas lambat untuk lansia adalah 60 mg dua kali sehari, yang bisa ditingkatkan jika periode denyutan jantung lebih dari 50 detak per menit. Diltiazem dalam bentuk suntik juga tersedia untuk penggunaan khusus yang disupervisi oleh dokter.

    Aturan Pakai Diltiazem

    Diltiazem harus digunakan sesuai dengan arahan dokter dan petunjuk pada kemasan. Dapat dikonsumsi dengan atau tanpa makanan, dan harus ditelan utuh pada bentuk kapsul lepas lambat. Jika terjadi lupa dosis, konsumsi sesegera mungkin dan hindari penggandaan dosis. Rutinlah melakukan pemeriksaan tekanan darah selama penggunaan obat, dan simpan obat di tempat yang sejuk dan kering, terhindar dari cahaya matahari langsung.

    Efek Samping Diltiazem

    Setelah mengonsumsi diltiazem, beberapa efek samping yang mungkin terjadi adalah:

    • Sakit kepala
    • Pusing
    • Mual
    • Gelisah
    • Kelemahan
    • Sakit perut
    • Konstipasi
    • Pembengkakan pada kaki Namun, jika Anda mengalami reaksi alergi atau efek samping serius seperti pingsan, detak jantung tidak teratur, atau penyakit kuning, segera konsultasi dengan dokter.

    Peringatan dan Perhatian saat Pakai Diltiazem

    Pastikan untuk memberitahukan dokter jika Anda alergi terhadap diltiazem atau jika Anda memiliki riwayat kondisi medis tertentu seperti arritmia, diabetes, hipotensi, asma, penyakit hati atau ginjal. Hindari konsumsi grapefruit dan informasikan kepada dokter jika sedang mengonsumsi obat lain untuk menghindari interaksi obat. Pasien juga harus memperingatkan dokter mereka mengenai penggunaan diltiazem sebelum menjalani prosedur medis apapun.

    Efek Diltiazem untuk Ibu Hamil dan Menyusui

    Diltiazem termasuk dalam Kategori C pada ibu hamil, artinya sebaiknya hanya digunakan ketika manfaatnya lebih besar dibandingkan risiko terhadap janin. Sedangkan pada ibu menyusui, diltiazem dapat masuk ke dalam ASI. Konsultasikan dengan dokter sebelum menggunakan obat ini saat hamil atau menyusui.

    Interaksi Diltiazem dengan Obat Lain

    Diltiazem memiliki potensi interaksi dengan beberapa obat seperti:

    • Obat-obat kortikosteroid, carbamazepine, phenytoin, cilostazol, benzodiazepine, dan ciclosporin yang dapat meningkatkan kadar obat dalam darah
    • Penghambat beta dan obat lain yang menyebabkan bradikardia dapat meningkatkan risiko terjadinya bradikardia
    • Statin seperti simvastatin yang meningkat risiko miopati dan rhabdomyolisis
    • Rifampicin yang dapat mengurangi kadar dan efektivitas diltiazem Penting untuk menyimpan daftar obat yang dikonsumsi dan membahasnya dengan dokter untuk menghindari interaksi yang berbahaya.

    Mau konsultasi seputar obat dan kesehatan?

    Tanya Apoteker
    Catatan
    FAVO Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
    Kembali ke blog

    Produk Rekomendasi

    Tutup

    Ditinjau secara medis oleh apt. Diana Fatria, S. Farm

    Artikel terkait