Dinatrium Klodronat

    Kanker seringkali meningkatkan kandungan kalsium dalam darah, kondisi yang dikenal sebagai hiperkalsemia. Keadaan ini dapat berakibat negatif bagi fungsi organ vital seperti jantung, ginjal, dan otak. Salah satu solusi untuk mengatasi masalah ini adalah dengan penggunaan dinatrium klodronat.

    Golongan obat: bifosfonat generasi pertama Merek dagang dinatrium klodronat di Indonesia: Actabone, Bonefos

    Apa itu Dinatrium Klodronat?

    Dinatrium klodronat dikategorikan sebagai obat dari kelompok bifosfonat yang berfungsi untuk menurunkan kadar kalsium yang berlebihan dalam darah, yang umumnya disebabkan oleh kanker. Obat ini dikenal juga dengan nama asam klodronat atau disodium klodronat.

    Selain kegunaannya dalam hiperkalsemia, dinatrium klodronat efektif untuk mengatasi osteoporosis pada wanita setelah usia menopause serta untuk meningkatkan ketahanan tulang yang rentan akibat penyebaran sel kanker ke tulang.

    Ketika kanker menyebar ke dalam tulang, terjadi peningkatan risiko fraktur karena tulang menjadi rapuh. Dinatrium klodronat berperan dengan menghambat proses peluruhan tulang serta mengurangi jumlah kalsium yang lepas dari tulang. Obat ini melakukan itu dengan cara menempel pada sel-sel tulang dan memperlambat proses resorpsi tulang yang dilakukan oleh osteoklas.

    Dosis Dinatrium Klodronat

    Dinatrium klodronat diberikan dalam bentuk oral atau sebagai suntikan intravena. Pada pasien dengan masalah ginjal, dosis obat ini harus disesuaikan.

    Berikut adalah dosis dinatrium klodronat berdasarkan kondisi medis:

    Hiperkalsemia

    • Untuk penggunaan intravena (dewasa): 300 mg/hari melalui infus dengan durasi minimal dua jam sampai kadar kalsium kembali normal, tidak lebih dari delapan hari.
    • Pemakaian oral (dewasa): 1.600–2.400 mg/hari baik sekali atau dua kali dosis. Dosis pemeliharaan dianjurkan setelah normalisasi kadar kalsium dengan terapi intravena, tidak melebihi 3.200 mg/hari.

    Metastasis Tulang Osteolitik

    • Oral (dewasa): Mulai dengan 1.600 mg/hari, dapat ditingkatkan jika diperlukan hingga maksimal 3.200 mg/hari.

    Gangguan Ginjal

    • Oral (dewasa): Harus berhati-hati dalam penggunaan dosis harian melebihi 1.600 mg. Perlu disesuaikan berdasarkan nilai klirens kreatinin (CrCl).

    Aturan Pakai Dinatrium Klodronat

    Jalankan terapi dinatrium klodronat pada saat perut masih kosong, minimal satu jam sebelum atau setelah makan. Jauhkan konsumsi obat dari susu dan makanan lain yang mengandung kalsium atau kation polivalen lainnya. Pemakaian tablet harus langsung ditelan dan tidak digerus atau dikunyah.

    Efek Samping Dinatrium Klodronat

    Pemakaian dinatrium klodronat bisa menyebabkan beberapa efek yang mungkin tidak diinginkan. Berikut adalah efek samping yang mungkin terjadi:

    Efek Samping Umum

    • Diare
    • Mulut terasa asam atau mulas
    • Mual
    • Muntah

    Efek Samping Langka

    • Gangguan pernapasan
    • Kejang
    • Perubahan suasana hati
    • Kram otot di bagian tangan, kaki, atau wajah
    • Gemetar
    • Nyeri otot
    • Sakit tenggorokan
    • Pembengkakan wajah, tangan, atau kaki
    • Kelelahan
    • Irritasi atau detak jantung tidak teratur

    Efek Samping dari Overdosis

    • Kejang
    • Perubahan suasana hati atau depresi
    • Kram otot
    • Kesulitan buang air kecil
    • Nyeri atau kram perut
    • Kesulitan bernapas
    • Detak jantung tidak normal

    Tidak semua efek samping membutuhkan penanganan medis dan umumnya akan hilang setelah tubuh menyesuaikan diri. Namun, segeralah konsultasi dengan dokter bila efek samping bertahan dalam beberapa hari.

    Peringatan dan Perhatian saat Pakai Dinatrium Klodronat

    Sejumlah perhatian perlu diberikan ketika Anda memutuskan untuk memulai terapi dengan dinatrium klodronat, antara lain:

    • Waspada terhadap reaksi alergi dari obat dinatrium klodronat maupun obat lain.
    • Tidak ada studi khusus pada anak-anak mengenai penggunaan dinatrium klodronat, sehingga penggunaannya pada usia ini belum ditentukan.
    • Penderita gangguan ginjal harus melakukan penyesuaian dosis sesuai kondisi dan memberitahukan dokter.

    Efek Dinatrium Klodronat untuk Ibu Hamil dan Menyusui

    Penggunaan dinatrium klodronat saat masa kehamilan dapat berisiko bagi bayi dalam kandungan. Ibu yang sedang mengandung tidak disarankan mengonsumsi obat ini. Selama terapi dengan dinatrium klodronat berlangsung, disarankan untuk tidak mencoba hamil. Selain itu, dinatrium klodronat juga tidak direkomendasikan untuk ibu yang sedang menyusui, karena obat ini dapat terkandung dalam ASI dan mempengaruhi bayi yang disusui.

    Interaksi Dinatrium Klodronat dengan Obat Lain

    Dinatrium klodronat dapat menunjukkan interaksi dengan obat dan makanan berikut, yang bisa mempengaruhi efektivitas dan penyerapannya:

    • Antasida yang bisa menurunkan efek dan penyerapan dinatrium klodronat
    • Aminoglikosida, kortikosteroid, mitramisin, diuretic loop, fosfat, dan kalsitonin yang meningkatkan risiko hipokalsemia
    • Obat anti-inflamasi non steroid (NSAID) yang dapat meningkatkan risiko gangguan renal
    • Produk susu yang dapat mengganggu penyerapan obat

    Perlu dicatat dan dikonsultasikan kepada dokter apabila Anda mengonsumsi obat-obatan lain untuk menghindari interaksi yang dapat menimbulkan efek negatif.

    Mau konsultasi seputar obat dan kesehatan?

    Tanya Apoteker
    Catatan
    FAVO Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
    Kembali ke blog

    Produk Rekomendasi

    Tutup

    Ditinjau secara medis oleh apt. Diana Fatria, S. Farm

    Artikel terkait