Dopamin

    Dopamin sering digunakan dalam keadaan darurat medis untuk menangani kondisi syok yang disebabkan oleh beragam faktor seperti gangguan jantung, sepsis, masalah ginjal, atau kehilangan darah yang signifikan. Pemberian obat ini bertujuan untuk meningkatkan efisiensi jantung dalam memompa darah, serta menjamin pasokan oksigen dan nutrisi ke jaringan dan organ tetap optimal.

    Golongan obat: Obat resep Merek dagang di Indonesia: Cetadop, Dopac, Dopamin Hydrochloride, Domia, Indop, Proinfark, Udopa

    Apa Itu Dopamin?

    Dopamin adalah obat yang diperuntukkan bagi penanganan syok, dapat berkhasiat meningkatkan peredaran darah ke organ vital, memperkuat kontraksi jantung, serta mengangkat nilai tekanan darah dalam menghadapi situasi syok. Obat ini khusus digunakan oleh orang dewasa, dan walaupun penelitian belum definitif, penggunaannya pada ibu hamil dan menyusui harus hati-hati, menimbang potensi risiko dan manfaat yang ada. Bentuk obat yang ada adalah suntik.

    Dosis dan Aturan Pakai Dopamin

    Dosifikasi untuk dopamin suntik di tentukan oleh dokter berdasarkan keadaan kritis pasien serta berat badannya. Biasanya, dimulai dengan dosis awal antara 2-5 mcg/kg berat badan tiap menit dan bisa dinaikkan perlahan jika kondisi memang membutuhkan penambahan dosis hingga 50 mcg/kg berat badan tiap menit.

    Cara Menggunakan Dopamin dengan Benar

    Dopamin hanya boleh diberikan pada kondisi rawat inap di bawah pengawasan dokter yang akan mengamati kondisi pasien, meliputi pernapasan, tekanan darah, kadar oksigen, dan fungsi ginjal selama terapi dopamin berlangsung. Penting untuk mengikut semua instruksi dokter agar terapi ini dapat berjalan dengan efektif.

    Efek Samping dan Bahaya Dopamin

    Beberapa reaksi yang mungkin timbul sebagai efek samping dopamin suntik mencakup nyeri atau iritasi di lokasi injeksi, sakit kepala, mual, gelisah, menggigil, atau merinding. Apabila efek samping ini berlanjut atau memburuk, harus segera melapor kepada dokter, terutama bila ada simptom alergi atau efek serius seperti denyut jantung tidak teratur, sakit dada, atau tanda-tanda hipotensi seperti pusing parah atau kebiruan pada ekstremitas.

    Hal-hal yang Perlu Diperhatikan Perihal Penggunaan Dopamin

    Terdapat beberapa catatan peringatan dan perhatian yang perlu diberikan pada pasien yang akan menggunakan dopamin, antara lain:

    • Menginformasikan dokter tentang riwayat alergi pasien, baik itu pada sulfit atau makanan tertentu.
    • Pemberitahuan mengenai adanya kondisi medis, seperti gangguan pada pembuluh darah atau penyakit lainnya.
    • Riwayat penyakit yang dimiliki pasien, seperti asma atau gangguan kardiovaskular.
    • Riwayat penggunaan obat lain, termasuk penggunaan MAOI.
    • Status kehamilan atau menyusui pasien harus dikeluarkan. Selalu melaporkan setiap kemunculan reaksi alergi atau efek samping yang serius setelah penggunaan dopamin.

    Efek Dopamin untuk Ibu Hamil dan Menyusui

    Klasifikasi dopamin untuk ibu hamil berada pada Kategori C, dimana ada efek samping yang ditemukan pada studi hewan, namun belum ada bukti pada ibu hamil. Oleh karena itu, penggunaannya disarankan hanya jika manfaat yang diperoleh jauh lebih besar daripada risiko. Dopamin juga diketahui dapat mengurangi produksi ASI, namun penggunaannya krusial dalam kondisi darurat yang mengancam jiwa.

    Interaksi Dopamin dengan Obat Lain

    Penggunaan dopamin secara simultan dengan obat lain dapat menimbulkan beberapa jenis interaksi, seperti:

    • Penurunan efektivitas dopamin bila digunakan bersama penghambat adrenergik, termasuk penghambat beta.
    • Meningkatnya efek dopamin bila dikombinasikan dengan MAOI atau antidepresan trisiklik.
    • Risiko hipotensi lebih tinggi saat dipadankan dengan phenytoin.
    • Kemungkinan penyempitan pembuluh darah yang berlebihan ketika digunakan bersama obat golongan alkaloid ergot.

    Mau konsultasi seputar obat dan kesehatan?

    Tanya Apoteker
    Catatan
    FAVO Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
    Kembali ke blog

    Produk Rekomendasi

    Tutup

    Ditinjau secara medis oleh apt. Diana Fatria, S. Farm

    Artikel terkait