Epirubicin

    Epirubicin adalah zat aktif yang sering digunakan dalam terapi pengobatan untuk beberapa varietas kanker, termasuk kanker payudara dan leukemia. Penggunaan obat ini harus dilakukan dengan pengawasan ketat dari dokter dan bisa dikombinasikan dengan obat lain dalam perawatan kanker.

    Golongan obat: Antikanker golongan antrasiklin Merek dagang: di Indonesia meliputi Ciazil, Epirol, Epirubicin HCl, 4-Epeedo-50, Kemopirin, Rubisandin, 4-Epeedo-10, Episindan

    Apa itu Epirubicin?

    Epirubicin adalah sejenis kemoterapi yang dirancang untuk memperlambat atau menghentikan pertumbuhan sel-sel kanker. Obat ini adalah bagian dari kelas antikanker antrasiklin dan hanya boleh digunakan sesuai dengan resep dan arahan dokter. Epirubicin juga dikategorikan sebagai obat resep yang bermanfaat untuk mengatasi jenis-jenis kanker tertentu, seperti leukemia, limfoma, atau kanker payudara, dan hanya disarankan untuk digunakan oleh pasien dewasa.

    Dosis Epirubicin

    Penentuan dosis Epirubicin akan dilaksanakan oleh dokter yang berdasarkan evaluasi medis meliputi kondisi pasien, perhitungan luas permukaan tubuh, dan reaksi pasien terhadap terapi obat. Secara umum, dosis awal untuk pengobatan kanker payudara adalah 100-120 mg/m2 yang diberikan sekali dalam satu bulan atau terbagi dalam dua periode pemberian. Sedangkan untuk pengobatan limfoma, leukemia, atau multiple myeloma dosisnya berkisar antara 60-90 mg/m2 setiap 3-4 minggu, dengan maksimum dosis keseluruhan antara 900-1000 mg/m2.

    Aturan Pakai Epirubicin

    Penggunaan Epirubicin harus menjalani prosedur secara hati-hati dan dikontrol oleh dokter atau tenaga profesional kesehatan. Epirubicin disuntikkan melalui pembuluh darah dan diharuskan untuk tidak disuntikkan pada jaringan tubuh lain karena akan menimbulkan kerusakan. Apabila terjadi kontak antara Epirubicin dengan kulit atau mata, segera cuci dengan air dan informasikan ke dokter. Pasien juga disarankan untuk mengonsumsi banyak cairan dan menghindari aktivitas berat guna mengurangi risiko efek samping. Selalu ikuti jadwal pemberian obat oleh dokter dan lakukan pemeriksaan medis secara teratur selama terapi obat.

    Efek Samping Epirubicin

    Epirubicin mungkin menimbulkan sejumlah efek samping seperti:

    • Diare
    • Sensasi hangat di wajah, leher, atau dada
    • Nausea atau mual dan muntah
    • Perubahan warna pada kulit atau kuku
    • Rambut rontok
    • Urine berwarna merah pada 1-2 hari setelah disuntikkan Konsultasi dengan dokter jika efek samping tersebut bertambah parah atau tidak membaik. Jika terjadi reaksi alergi atau efek samping serius lainnya, segera temui dokter.

    Peringatan dan Perhatian saat Pakai Epirubicin

    Sebelum memulai penggunaan Epirubicin, penting untuk memberitahu dokter mengenai:

    • Riwayat alergi, termasuk alergi terhadap Epirubicin sendiri
    • Riwayat atau kondisi penyakit tertentu seperti emboli, penyakit ginjal atau liver, thrombophlebitis, asam urat, atau kelainan darah
    • Penyakit jantung yang telah atau sedang dialami
    • Riwayat pengobatan limfoma, radioterapi, atau kemoterapi lainnya
    • Rencana operasi, termasuk operasi gigi
    • Status kehamilan atau menyusui Selain itu, hindari paparan sinar matahari yang berlebih dan lakukan proteksi kulit dengan menggunakan tabir surya. Gunakan metode kontrasepsi selama pengobatan dan hindari vaksinasi tanpa persetujuan dokter.

    Efek Epirubicin untuk Ibu Hamil dan Menyusui

    Epirubicin diklasifikasikan dalam Kategori D yang mengindikasikan risiko terhadap janin namun mungkin dibenarkan oleh manfaat pengobatan jika kondisinya adalah situasi yang mengancam nyawa. Penggunaan Epirubicin selama menyusui belum sepenuhnya diketahui dan oleh karena itu, perlu konsultasi lebih lanjut dengan dokter untuk menentukan langkah terbaik sebelum menggunakan obat ini.

    Interaksi Epirubicin dengan Obat Lain

    Epirubicin dapat berpotensi berinteraksi dengan beberapa jenis obat:

    • Meningkatkan risiko aritmia jika digunakan bersamaan dengan doxorubicin atau obat antiaritmia
    • Meningkatkan risiko terjadi demam, menggigil, sariawan, atau perdarahan jika dipakai bersama cimetidine
    • Meningkatkan potensi gangguan hati jika dikonsumsi dengan paracetamol atau asam valproat Selalu beri tahu dokter tentang semua obat, suplemen, atau produk herbal yang sedang digunakan untuk menghindari interaksi yang dapat menimbulkan reaksi berbahaya.

    Mau konsultasi seputar obat dan kesehatan?

    Tanya Apoteker
    Catatan
    FAVO Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
    Kembali ke blog

    Produk Rekomendasi

    Tutup

    Ditinjau secara medis oleh apt. Diana Fatria, S. Farm

    Artikel terkait