Erythromycin

    Erythromycin digunakan untuk mengobati berbagai jenis infeksi yang disebabkan oleh bakteri, meliputi infeksi yang terjadi pada kulit, sistem pernapasan, pencernaan, kemih, dan organ kelamin. Obat ini tersedia dalam beragam bentuk seperti tablet, kapsul, sirop, larutan topikal, krim, dan gel.

    Golongan obat: Antibiotik makrolid Merek dagang: Corsatrocin, Dothrocyn, Duramycin, Erymed, Erysanbe, Erythrin 500, Erythromycin, Trovilon

    Apa itu Erythromycin?

    Erythromycin adalah anggota keluarga antibiotik makrolid yang efektif dalam menghambat pertumbuhan dan membasmi bakteri penyebab infeksi. Obat ini sering digunakan untuk menangani kondisi seperti difteri, penyakit Legionnaire, pertusis, amebiasis, dan sifilis. Selain itu, erythromycin sering digunakan sebagai langkah pencegahan demam rematik dan dalam bentuk topikal, untuk pengobatan jerawat. Penting diingat bahwa erythromycin tidak efektif melawan infeksi virus seperti influenza.

    Dosis Erythromycin

    Dosis erythromycin disesuaikan oleh dokter dengan mempertimbangkan jenis infeksi, tingkat keparahannya, kondisi kesehatan, serta umur penderita. Berdasarkan tujuan penggunaan, dosis dewasa bisa berkisar dari 1—4 gram per hari yang dibagi dalam beberapa pemberian, tergantung pada jenis infeksi. Untuk anak-anak, dosis yang dianjurkan adalah 30—50 mg/kg berat badan per hari yang juga dibagi dalam beberapa dosis. Anjuran penggunaan dapat berbeda-beda tergantung keadaan khusus seperti jerawat atau penyakit tertentu, dan akan diatur oleh dokter.

    Aturan Pakai Erythromycin

    Adalah penting untuk mengikuti anjuran dokter saat menggunakan erythromycin. Obat ini sebaiknya dikonsumsi pada waktu perut kosong, kecuali jika ditandai dengan mual, maka diperbolehkan setelah makan. Tablet dan kapsul harus ditelan dengan air, sementara tablet kunyah harus dikunyah terlebih dahulu. Sirop kering harus dicampur dengan air sesuai instruksi. Bagi penggunaan topikal, pastikan area kulit yang diobati bersih dan kering sebelum aplikasi. Harap mengonsumsi erythromycin hingga periode yang direkomendasikan oleh dokter, meskipun gejala telah membaik, untuk mencegah kambuhnya infeksi.

    Efek Samping Erythromycin

    Pemakaian erythromycin mungkin menyebabkan efek samping seperti:

    • Diare
    • Mual
    • Muntah
    • Hilangnya nafsu makan
    • Gangguan pada lambung termasuk nyeri, kram, atau kembung Jika efek samping tidak membaik atau bertambah buruk, atau jika Anda mengalami reaksi alergi serius, disarankan untuk segera mencari perawatan medis.

    Peringatan dan Perhatian saat Pakai Erythromycin

    Berhati-hatilah saat menggunakan erythromycin, dan perhatikan poin-poin berikut:

    • Hindari erythromycin jika memiliki alergi terhadap antibiotik golongan makrolid.
    • Diskusikan penggunaan pada lansia dengan dokter.
    • Beritahukan dokter bila menggunakan obat lain untuk menghindari interaksi obat.
    • Informasikan dokter tentang kondisi kesehatan yang berhubungan dengan ginjal, hati, gangguan irama jantung, myasthenia gravis, porfiria, atau gangguan elektrolit.
    • Beri tahu dokter jika ada riwayat gangguan interval QT atau henti jantung dalam keluarga.
    • Erythromycin bisa menurunkan efektivitas pil KB.
    • Sampaikan penggunaan erythromycin sebelum tindakan medis atau operasi dan apabila terjadi overdosis atau efek samping serius.

    Efek Erythromycin untuk Ibu Hamil dan Menyusui

    Erythromycin tergolong dalam Kategori B bagi ibu hamil, yang menunjukkan tidak ada risiko teridentifikasi pada hewan uji, tapi belum terbukti sepenuhnya aman pada wanita hamil. Bagi ibu menyusui, konsultasi dengan dokter diperlukan karena erythromycin dapat terdeteksi dalam ASI.

    Interaksi Erythromycin dengan Obat Lain

    Erythromycin dapat berinteraksi dengan beberapa obat tertentu, yang dapat meningkatkan risiko efek samping seperti:

    • Rhabdomyolysis jika digunakan dengan simvastatin atau lovastatin
    • Gangguan irama jantung atau henti jantung mendadak dengan penggunaan quinidine, amiodarone, atau cisapride
    • Berbagai efek samping lain dengan terfenadine, tolterodine, ergotamine, antagonis kalsium, colchicine, rifampicin, phenytoin, antikoagulan, benzodiazepine, dan cimetidine
    • Penurunan efektivitas pil KB Utamakan untuk selalu berkonsultasi dengan dokter atau apoteker untuk menghindari interaksi yang tidak diinginkan.

    Mau konsultasi seputar obat dan kesehatan?

    Tanya Apoteker
    Catatan
    FAVO Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
    Kembali ke blog

    Produk Rekomendasi

    Tutup

    Ditinjau secara medis oleh apt. Diana Fatria, S. Farm

    Artikel terkait